ILMU BUDAYA DASAR
BAB I
ORIENTASI
UMUM
1. Pengertian
Ilmu Budaya Dasar dan Ruang Lingkup Kajian
a.
Pengertian
“ilmu budaya
dasar” adalah suatu pengetahuan yang menelaah berbagai masalah kemanusiaan dan
budaya, dengan menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari dan telah
dikembangkan oleh berbagai bidang pengetahuan keahlian yang tergolong dalam
pengetahuan budaya.
Definisi tentang pengetahuan budaya ;
Pengetahuan budaya (the humanities) adalah
pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini dapat dibagi lagi dalam keahlian-keahlian
lain, seperti seni sastr, seni tari, seni musik, seni rupa, dan lain-lain.
The humanities atau humaniora menurut L. Wilarjo adalah
sikap dan perilaku masal moral manusia terhadap sesamanya.
Adapun tujuannya adalah :
1.
Mengusahakan
kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya
2.
Memberi
kesempatan bagi mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah
kemanusiaan dan budaya
3.
Diharapkan
dapat menambah kemampuan mahasiswa untuk menanggapi masalah-masalah/nilai-nilai
dalam masyarakat dimana mereka hidup tanpa perlu terikat oleh disiplin mereka
4.
Berusaha
menjembatani akademisi kita, agar lebih dapat berdialog satu sama lain
b.
Ruang
Lingkup Kajian
Ada dua masalah
yang bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup
kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Kedua budaya tersebut adalah :
a.
berbagai
aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan
budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya ( the
humanities)
b.
hakikat
manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya
dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat.
Masalah pokok yang dikaji dalam mata
kuliah Ilmu Budaya Dasar tersebut, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati
posisi sentral dalam pengkajiannya. Bagaimana hubungan manusia dengan alam,
sesama manusia, dan manusia dengan dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan
bagaimana pula hubungan manusia dengan tuhan menjadi sentral dalam Ilmu Budaya
Dasar.
Tim IBD (1972) dari konsorsium sudah
berusaha mengadakan pembagian masalah-masalah tersebut dibagi menjadi 10 tema
atau 10 topik:
1.
manusia dengan pandangan hidup
2.
manusia dengan asuhan
3.
manusia dengan tanggung jawab
4.
manusia dengan cinta kasih
5.
manusia dengan kegelisahan
6.
manusia dengan derita
7.
manusia dengan harapan
8.
manusia dengan ketulusan
9.
manusia dengan pengabdian
10. manusia dengan keadilan
Tim IBD (1973), membagi masalah menjadi
15 tema yang disusun sesuai dengan “lingkungan hidup manusia”
1.
kelahiran
2.
kebahagiaan
dan humor
3.
cinta
kasih dan keterbukaan
4.
kedirian
manusia dan perkelaminan
5.
pengeluaran,
pemanfaatan, dan penaklukan alam
6.
keindahan
dan khayalan
7.
kekuatan
dan kehormatan
8.
kedakuan,
pembrontakan dan perbudakan
9.
penderitaan
10. keadilan dan hak
11. kebebasan
12. kebijaksanaan dan pandangan hidup
13. kerinduan ilahi
14. iman dan kesucian
15. kematian
Tim IBD (1978) menyusun kembali
masalah-masalah tersebut menjadi 7 topik atau tema:
1.
keadilan
2.
tanggung
jawab
3.
cinta
kasih
4.
pengabdian
5.
harapan
6.
kegelisahan
7.
penderitaan
Dan pada tahun 1980 merumuskan menjadi
8 topik:
1.
pamdangan
hidup
2.
keindahan
3.
cinta
kasih
4.
tanggung
jawab dan pengabdian
5.
keadilan
6.
kegelisahan
7.
penderitaan
8.
harapan
Akhirnya pada tahun 1982 konsorsium
menurunkan rumusan terbarusebagai berikut:
Mata
kuliah ilmu budaya dasar adalah usaha yang diharapkan memberikan pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah budaya.
Rumusan masalah-masalah yang akan
dikaji dalam IBD diformulasikan ke dalam satu tema, yaitu manusia sebagai
mahluk budaya. Tema ini akan dikembangkan lebih lanjut ke dalam delapan pokok
bahasan, sub pokok bahasan, yaitu:
1. manusia dan cinta kasih :
-cinta antara pria dan wanita
-kekeluargaan
-persaudaraan
2. manusia dan keindahan
-kontemplasi
-ekstasi
3. manusia dan penderitaan
-nasib
buruk
-penyesalan
4. manusia dan keadilan
-rasa
keadilan
-perlakuan
yang adil
5. manusia dan pandangan hidup
-cita-cita
-kebajikan
6. manusia dan tanggung jawab serta
pengabdian:
-kesadaran
-kewajiban
7. manusia dan kegelisahan
-keterasingan
-kesepian
8. manusia dan harapan
-kepercayaan
diri
-gairah
mengatasi kesulitan
Dengan penyusunan teme-tema semacam
itu,dimaksudkan agar mahasiswa lebih mudah mengidentifikasikan dengan masalah
yang dibahas dan untuk menunjukkan bahwa hal-hal yang didiskusikan sesuai
dengan pengalaman hidup manusia.
2. Ilmu
Alamiah Dasar (IAD), Ilmu Sosial Dasar (ISD) dan Ilmu Budaya Dasar
Sehubung dengan disiplin kami maksudkan
the scientific study of some aspect or segment of reality.
Biasanya disiplin-disiplin yang
tergolong IAD adalah: fisika, kimia, astronomi, metereologi, serta biologi.
Lima yang terdahulu mewujudkan ilmu-ilmu fisis, sedang yang terakhir ilmu-ilmu
biotis (dengan perincian utama : zologi, fitologi dan fisiologi manusia).
Adapun ISD meliputi bdua kelompok utamanya; studi manusia dan masyarakat dan
studi lembaga-lembaga sosial. Yang terdahulu terdiri atas psikologi, sosiologi
dan antropologi sedang yang kemudian terdiri atas ekonomi dan politik.
IBD
biasanya dibagi atas tiga kelompok. Pertama, seni : (sastra, musik, seni rupa,
seni tari dan berpidato), sejarah, agama, dan filsafat.
Sejarah yang diajarkan sebagai disiplin
yang menelaah manusia dalam dimensi waktu dengan mengutamakan telaahannya pada
masa lampaunya.
Mahasiswa
yang mempelajari sejarah diharapkan menemukan identitasnya sebagai pribadi,
sebagai anggota masyarakat, agama, sebagai warga suatu nasional dan warga umat
manusia. Tujuan dari retorika tertulis adalah melatih mahasiswa untuk menulis
prosa dengan idiom yang baik dalamgaya bahasa yang berlaku berdasarkan logika
yang layak.
IBD
jika memberikan retorika lisan pada praktek berpidato dimuka umum, menurut gaya
bahasa yang berlaku, berdasarkan struktur bahasa yang logis dan syarat-syarat
keterampilan mengungkapkan pikirannya secara lisan sama pentingnya dengan yang
secara tertulis.
3. Ilmu
Budaya Dasar Sebagai Komponen Mata Kuliah Dasar Umum
IBD dimasukkan kedalam salah satu mata
kuliah dasar umum (MKDU). Tujuannya ialah untuk membentuk manusia yang :
1.) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
bersikap dan bertindak sesuai dengan agamanya, dan memiliki tenggang rasa
terhadap pemeluk agama lain.
2.) Berjiwa pancasila
3.) Memiliki wawasan kehidupan yang
luastentang kehidupan bermasyarakat
4.) Memiliki wawasan komprehensif dan
pendekatan integral didalam menyikapi permasalahan
Oleh Martiatmodjo, BS dalam “Catatan Kecil tentang
Humaniora”, Kompas, 31 Maret 1983 dikatakan: Ilmu Budaya Dasar.
Menegaskan bahwa perlunya humaniora bagi pendidik berarti
menempatkan manusia ditengah-tengah proses pendidik.
Menurut beliau ada tiga, yang dengan pengamatan singkatnya
sebagai berikut:
(1). Menyatuderapkan pengembangan
pikiran (rasio) dengan hati (rasa)
(2). Memperkenalkan kepada anak didik
pada nilai-nilai kemanusiaan yang universal dan
Abadi
(3). Mengerjasamakan pendidik dengan anak didik serta teori
dan praktek.
MKDU
yang sekarang diberikan di perguruan tinggi pada umumnya terdiri dari 6 mata
kuliah yaitu :
1.
Agama
2.
Pancasila
3.
Kewiraan
4.
Ilmu
Budaya Dasar (IBD)
5.
Ilmu
Sosial Dasar (ISD)
6.
Ilmu
Alamiah Dasar (IAD)
Dari isi tujuan pendidikan umum dan
tujuan MKDU nampak adanya usaha untuk meningkatkan harkat kemanusiaan dalam
program pendidikan perguruan tinggi.
4. Tujuan
Ilmu Budaya Dasar
Menurut M. Habib Mustopo,tujuan IBD ialah mengembangkan
kepribadian
mahasiswa dengan cara memperluas
wawasan pikirannya, baik yang menyangkut diri sendiri maupun yang menyangkut orang lain dan alam
sekitarnya.
Dapat dirinci secara singkat bahwa tujuan Ilmu Budaya Dasar
(IBD) ialah :
1.
Agar
mahasiswa lebih peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, serta
lebih betanggung jawab terhadap masalah-masalah tersebut.
2.
Menyadarkan
mahasiswa terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, hormat menghormati
serta simpati pada nilai-nilai lain yang hidup dalam masyarakat.
3.
Mengembangkan
daya kritis terhadap persoalan kemanusiaan dan daya kebudayaan.
4.
Menambahkan
kemampuan mahasiswa untuk menanggapi masalah nilai-nilai budaya dalam masyarakat
Indonesia dan dunia tanpa terpikat oleh disiplin mereka.
5.
Agar
mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun
6.
Agar
dapat memenuhi tuntutan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dharma
pendidikan.
Sebagai kesimpulan setelah mahasiswa menerima mata kuliah
IBD hendaknya mereka dapat memperlihatkan :
1.) Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apa
yang terjadi di sekitarnya dan diluar lingkungannya
2.) Kesadaran akan pola-pola nilai yang
dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini dengan cara hidupnya
sehari-hari
3.) Kerelaan memikirkan kembali dengan hati
terbuka akan nilai-nilai yang dapat diterimanya dengan penuh tanggung jawab dan
sebaliknya
5. Hubungan
IBD dengan Ilmu-ilmu Eksak
a.
Hubungan
IBD dengan Ilmu Teknik
Tidak mengherankan jika pengetahuan budaya dasar itu
berkaitan sekali dengan ilmu-ilmu teknik, hal itu dapat kita perhatikan:
1)
Hubungan manusia dengan bangunan rumah
Jika kita perhatikan bangunan rumah, di Solo
Secara sosioantropologis kita dapat
membuatv persepsi terhadap hasil bangunan itu, bahwa masyarakat Solo yang
sederhanapun sudah dapat membangun rumah dengan perhitungan dan mencapai tujuan
baik untuk keluarga kecil, maupun keluarga besar.
Secara
antropologis mereka sudah tahu, bahwa mereka berasal dari Tuhan Yang Maha
Kuasa, untuk itu mereka membuat tempat yang khusus untuk menghormatinya.
Memperhatikan dari konstruksinya,
mereka sudah menggunakan ilmu pasti yang memadai, jika mereka berkembang mereka
sadar dan membuat tempat-tempat sesuai dengan kebutuhannya.
Ditinjau
dari rasa estetik yang dimilikinya, mereka juga mampu berkreasi untuk
menciptakan keindahan.
2)
Hubungan manusia dengan bangunan
jembatan
sesuai dengan kebutuhan alam dan tradisi yang dipatuhi, maka
manusia menghasilkan karya budayanya yang berwujud jembatan. Untuk menciptakan
alat perhubungan antara persekutuan yang
satu dengan persekutuan yang lain, akibat adanya pemisah.
Dengan kesederhanaannya mereka sudah dapat memenuhi
keperluannya.dengan kreasi penalaran manusia yang maju, mereka mampu
menciptakan jembatan yang besar dan kuat. Dengan jembatan yang besar itu,
hubungan lebih memenuhi apa yang diperlukan masyarakat, bahkan dengan muatan
yang besar dan beratpun, jembatan itu dapat dipertanggung jawabkan .
3)
Hubungan manusia dengan alat-alat
elektronik
Memperlihatkan perkembangkan hasil kesadaran budi manusia,
maka perkembangan budaya dalam bidang teknik elektronik pula atas kemajuan
bangsa. Hal itu dapat kita perhatikan pada hasil-hasil mesin, seperti : mobil,
komputer, robot dan lain sebagainya.
b.
Hubungan
IBD dengan Ilmu Pertanian
Hasil
kesadaran budi manusia berkaitan erat dengan ilmu-ilmu pertanian. Hal itu
terjadi sejak masyarakat kita bersifat agraris.
Sekarang,
dalam masa modern ini hasil budi kita juga mengacu arah kemajuan. Karena
itulah, maka IBD berusaha mengikuti perkembangan dan mengaitkan dengan
ilmu-ilmu pertanian modern, antara lain: berperhatian pada tanah sebagai
fokusnya, pada tanam-tanamannya, pada hama dan penyakitnya dan berperhatian
kepada perekonomiannya dan seterusnya.
1)
Hubungan
IBD dengan tanah sebagai fokusnya
Manusia itu akan selalu bergabung
dengan manusia yang lain dan akhirnya akan berkelompok, mereka mempunyai tujuan
yang sama untuk mencapai cita-citanya dan mereka itulah yang kita sebut
masyarakat, dalam masyarakat itulah biasanya mereka membuat peraturan bersama
peraturan itu diadakan, kemudian peraturan itu diturunkan kepada anak
keturunannya. Itulah akhirnya timbul hukum adat.
Mengenai
hubungan manusia dengan tanah dalam alam modern ini sering timbul pertentangan
karena adat masyarakat itu. Masyarakat mempertahankan berlakunya adat yang
dipatuhi sedang masyarakat modern menginginkan ketidak patuhannya demi ide yang
diliputi akal budi yang sadar.
Disinilah peranan ilmu budaya untuk
mengatasi kesulitan sampai mencapai tujuan.
2)
Hubungan
IBD dengan tanam-tanaman sebagia fokusnya
Para budayawan pertanian berperan
sekali untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam pengembangan di sektor
pertanian.
Untuk meningkatkan pengembangan itu
para ahli yang berbudaya selalu menghasilkan penelitiannya terhadap tanamanyang
cocok dengan tanah kita
3)
Hubungan
IBD dengan hama dan penyakit sebagai fokusnya
Sering masyarakat berpendapat datangnya hama penyakit
disebabkan dewa/roh yang berkuasa menghukumnya. Disini para ahli yang berbudaya
dituntut untuk segera bisa mengatsi kesukaran-kesukaran yang berhubungan dengan
pembangunan di sektor pertanian dengan perwujudan dapat memberantas hama tikus,
wereng dan sebagainya.
Anggapannya, perwujudannya yang nyata itu akan dengfan
segera diterima oleh masyarakat. Karena itu obat hasil penelitiannya yang majur
dan ampuh tersebut yang diharapkan oleh mereka. Masalah ini justru yang menjadi
tantangan bagin masyarakat ilmiah.
4)
Hubungan
IBD dengan ilmu bio kimia sebagi fokusnya
Sesuai dengan budaya
manusia maka IBD dapat dikaitkan dengan tanah, tanaman, hama dan penyakit,
orang wajib mengatasi kesulitan-kesulitan justru karena itulah maka manusia
budaya akan dapat menghasilkan ilmu bio kimia, selanjutnya dikembangkan dalam
program studi di Universitas Lembaga itu dapat berujud jurusan atau fakultas.
Dengan pengertian kimia orang dapat mengatasi halangan-halangan yang dihadapi
masyarakat.
5)
Hubungan
IBD dengan perekonomian sebagai fokusnya
Memperhatikan masalah ekonomi, mengolah orang cenderung
berfikir tentang usaha, mengolah dan memasarkanna. Dengan ekonomi itu orang
akan dengan mudah memperlihatkan gerak masyarakat dalam pembangunan ini
c. Hubungan
IBD dengan Ilmu Kedokteran
Hubungan ilmu budaya dasar dengan ilmu-ilmu kedokteran
tampak jelas, sebab ilmu kedokteran itu sendiri berada atau merupakan ilmu-ilmu
yang secara langsung berkaitan dengan manusia sebagai sasarannya. Di sinilah
ilmu kedokteran itu berperan sekali dalam kehidupan manusia. Jadi, budi manusia
yang luhur harus dapat menguasai atau menyelubungi segala tindak-tanduk sang
dokter.
Pengetahuan yang disebut the humanities
merupakan hasil pengkajian terhadap bagaimana kehidupan manusia beserta seluruh
perangkat alat-alat hidup, nilai-nilai moral yang pernah ada dan berkembang
selama itu.
Definisi Wood semata-mata sebagai seperangkat sikap dan
perilaku moraln manusia. Sedangkan brwon melihatv the humanities sebagai
pengetahuan tentang hidup manusia secara kebersamaannya terutama ditekan kepada
seperangkat sikap dan perilaku moral manusia tadi menjadi pengetahuan budaya
dasr (the humanities) yang kemudian diturunkan nama ilmu budaya dasr. Menurut
Budi Darmo, the humanities berkaitan dengan masalah nilai yaitu, nilai kita
sebagai homo humanus atau manusia berbudaya.
Dengan
demikian kedudukan pengetahuan budaya dilihat dari skema Brown tadi merupakan
suatu pengetahuan yang berdampingan dengan sosial sciences. Tetapi pada taraf
pertamanya setelah cara-cara eksperimen melahirkan phisical sciences ternyata
kedudukan sejajar dengan philosophy (filsafat)
Pengertian filsafat
Filsafat
(bahasa indonesia) dari kata philoo (yunani) dan sophia. Philoo berarti
mencintai dan sophia berarti kebijaksanaan. Arti rill filsafat adalah
pengetahuan yang dari segala sesuatu, tentang sebab-sebab yang
sedalam-dalamnnya ialah: bahwa filsafat tidak puas dengan mengetahui
sebab-sebab yang kurang dalam, tetapi mencari sebab-sebab yang
sedalam-dalamnya.
Beda Filsafat dengan Pengetahuan Lain
filosofi
mempunyai obyek material yang sama dengan jenis pengetahuan keturunan physical
sciences(fisika, biologi, beserta genre-genrenya), tetapi bagian yang dikaji
tidak sama (berbeda). Filosofi memandang atau mengkaji sebab-sebab yang
sedalam-dalamnya yaitu yang disebut: obyek formal secara lebih mendalam.
Sedangkan pada pengetahuan lain tersebut dalam
memandang obyek formaqlnya tidak begitu formal. Kalau dibanding theologi
(pengetahuan ketuhanan dari firman –firman-Nya). Obyek kadang kadang sama.
Tetapi cara memandang tidak sama theologi memandang dengan melalui wahyu sedang
filsafat melalui budi murni.
Pembagian
filsafat :
Filsafat teoritis (spekulatif) yang
terdiri dari:
a.
Metafisika
umum = ontologi
b.
Metafisika
khusus:
1)
Kosmologi
(ilmu kejadian alam)
2)
Psikologi
3)
Teodice
(theologi)
Filsafat praktis (buat pegangan kerja)
1)
Logika
(tentang pikiran)
2)
Moral
(tentang kesusilaan)
Kedua-duanya sama-sama mencari
kebenaran
Sedangkan pembagian dalam filsafat
ditinjau dari sistem tertentu (sistematik) ialah:
1.
Tinjauan
yang mementingkan hakikat, obyek segala sesuatu, dan jenis ini dikenal sebagai
metafisika
2.
Filsafat
logika yaitu dalam meninjau segala sesuatu mendasarkan akal
3.
Filsafat
mengenal yaitu dalam meninjau segala sesuatu itu dari prosesnya, kita menyadari
barang sesuatu itu dipikirkan dan direnungkan
4.
Filsafat
ilmu pengetahuan yaitu dalam menghadapi segala sesuatu dicari sebab-sebabnya,
menguasai hukum-hukumnya, kebiasaannya, pedomannya
5.
Filsafat
alam kodrat
6.
Filsafat
kebudayaan yaitu merenungkan dann mengkaji kebudayaan hasil pengelolahan
manusia
7.
Filsafat
sejarah (kebudayaan)
8.
Estetika
yaitu mengenai baik-buruk, melalui rasa, rasa-rasa keindahan, harmoni manusia
dengan sekitarnya.
9.
Filsafat
antropologi yaitu meninjau tentang manusia itu apa, hakikatnya bagaimana, apa
sebab manusia dapat menampak; bahagia atau tidak dan sebagainya.
Kesimpulan : IBD merupakan ilmu yang bertugas mendasari
mental pribadi mahasiswa yang untuk dapat menerima, meresapi dan menghayati
ilmu-ilmu budaya di samping ilmu-ilmu lain yang menjadi ilmu disiplinnya
masing-masing.
BAB II
MASALAH KEBUDAYAAN
MASALAH KEBUDAYAAN
1. PENGERTIAN KEBUDAYAAN DAN PERADABAN
Kebudayaan berasal dari perkataan latin: “colere” yang artinya mengolah, menyuburkan, dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture “sebagai daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.
Ditinjau dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta “buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.
Pendapat lain mengatakan bahwa kata budaya adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budidaya, yang berarti daya dan budi. Karena itu mereka membedakan antara budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa; dan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut.
A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn, yang pernah mengumpulkan sebanyak mungkin definisi tentang paham kebudayaan. Terbukti ada 160 macam definisi tentang kebudayaan, yang kemudian dianalisis dicari intinya dan diklasifikasikan dalam berbagai golongan, dan kemudian hasil penyelidikan itu diterbitkan dalam suatu kitab bernama “Culture, A critical Review of Concepts and definitions 1952”.
Adapun ahli antropologi E. B. Taylor, yang merumuskan definisi kebudayaan dalam bukunya yang terkenal: “Primitive Culture” bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahun, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bagi ilmu sosial arti kebudayaan adalah amat luas, meliputi kelakuan dan hasil kelakuan manusia.
Dalam masyarakat ramai kebudayaan sering di artikan sebagai THE GENERAL BODY OF THE ARTS.
Di samping definisi-definisi di atas, masih banyak definisi yang dikemukakan oleh para sarjana-sarjana Indonesia:
1. Sutan Takdir Alisyahbana: Kebudayaan adalah manifestasi dari suatu bangsa
2. Dr. Moh. Hatta: kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa
3. Mangunsarkoro: kebudayaan adalah segala yang bersifat hasil kerja jiwa manusia dalam arti yang seluas-luasnya
4. Haji Agus Salim: kebudayaan adalah merupakan persatuan istilah budi dan daya menjadi makna sejiwa dan tidak dapat dipisah-pisahkan
5. Dawson dalam bukunya “Age of the Gods”, kebudayaan adalah cara hidup bersama.
6. E. B. Taylor dalam bukunya “Primitive Culture”: kebudayaan adalah suatu satu kesatuan atau jalinan kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, susila, hukum, adat istiadat dan kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
7. Drs. Sidi Gazalba: kebudayaan adalah cara berpikir dan merasa menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia, yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan waktu.
Dapatlah kiranya kita tarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Hasil buah budi (budaya) manusia itu dapat kita bagi menjadi 2 macam:
1. Kebudayaan material (lahir)
2. Kebudayaan immaterial (batin)
KEBUDAYAAN DAN PERADABAN
Menurut ahli antropologi De Haan, peradaban diperlawankan dengan kebudayaan. Peradaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi dan ilmu teknik. Jadi semua bidang kehidupan untuk kegunaan praktis.
Sedangkan kebudayaan adalah semua yang berasal dari hasrat dan gairah yg lebih tinggi dan murni yang berada di atas tujuan praktis dalam hubungan masyarakat misalnya: musik, puisi, agama, ilmu filsafat dan lain-lain. Jadi lapisan di atas adalah kebudayaan, sedang lapisan bawah adalah peradaban.
Sarjana antropologi Beals dan Hoiyer mengatakan bahwa peradaban sama dengan kebudayaan apabila dipandang dari segi kualitasnya; tetapi berbeda dalam kuantitas, isi, dan kompleks pola-polanya.
2. WUJUD KEBUDAYAAN DAN UNSUR-UNSURNYA
Prof. Dr. Koentjoroningrat menguraikan tentang wujud kebudayaan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia
Wujud pertama adalah wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, tak dapat diraba dan difoto. Letaknya dalam alam pikiran manusia.
Wujud kedua adalah yang disebut sistem sosial, yaitu mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri. Sifatnya konkrit sehingga bisa diobservasi, difoto dan didokumentir.
Wujud ketiga adalah yang disebut kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik karya manusia dalam masyarakat. Sifatnya sangat konkrit.
3. HUBUNGAN ANTARA MANUSIA, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN
1. Hubungan manusia dengan masyarakat
Hidup bermasyarakat itu adalah rukun bagi manusia agar benar-benar dapat mengembangkan budayanya dan mencapai kebudayaannya. Tanpa masyarakat hidup manusia tidak dapat menunjukan sifat-sifat kemanusiaan.
2. Hubungan manusia dengan kebudayaan
Manusia lah yang dapat menghasilkan kebudayaan, dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa manusia.
3. Hubungan masyarakat dengan kebudayaan
Kebudayaan tak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat, dan eksistensi masyarakat itu hanya dapat dimungkinkan oleh adanya kebudayaan
4. Hubungan manusia, masyarakat, dan kebudayaan
Manusia, masyarakat, dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat lagi dipisahkan dalam artinya yang utuh. Karena ketiga unsur inilah kehidupan mahluk sosial berlangsung.
4. PENGARUH BARAT DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
Kebudayaan Barat yang disebut kebudayaan modern itu bermula pada jaman Renaisance. Kedatangan bangsa barat yang semula berlatar belakang perdagangan itu kemudian berubah menjadi penjajahan.
Pertemuan dengan bangsa-bangsa Eropa telah memperkenalkan kepada kita unsur-unsur budaya sebagai berikut: ilmu pengetahuan/teknologi, sistem sosial, sistem ekonomi, peralatan, bahasa Eropa, kesenian, dan agama Kristen.
Pengaruh kebudayaan barat sangat nyata dengan adanya proses modernisasi kehidupan masyarakat kita.
Sistem demokrasi barat telah mempercepat bangsa kita untuk menggalang solidaritas masyarakat terutama sesudah lepas dari penjajahan, untuk menyusun sistem sosial dan organisasi pemerintah yang sesuai dengan tuntutan jaman.
Tekanan-tekanan budaya barat terhadap budaya Indonesia sebelumnya, yaitu anasir asli, Hindu, dan Islam, memanglah cukup berat. Namun dalam praktek kehidupan sehari-hari masyarakat belum mau demikian saja meninggalkan unsur kebudayaan tradisionalnya. Mereka masih berusaha memadukan unsur-unsur modern dan tradisional.
KEBUDAYAAN NASIONAL INDONESIA
1. Kebudayaan nasional adalah berupa puncak dari budaya suku-suku yang menghuni bumi Nusantara ini.
2. Kebudayaan Nasional adalah hasil sintesa dari berbagai jenis budaya suku tersebut, yang membentuk pola baru.
Apabila kita mau mengamati lebih dalam lagi tentang kebudayaan kita, akan nampaklah bahwa di dalam keberbedaan budaya Indonesia terdapat pula kesamaan. Beberapa di antaranya ada dalam:
1. Pancasila
2. UUD 45
3. Sumpah pemuda 28 oktober 1928
4. Bendera merah-putih, lagu Indonesia Raya dan Lambang Garuda
5. Bahasa Indonesia
6. Kepercayaan pada roh nenek moyang
7. Sikap ramah dan gotong royong
8. Modernisasi dan pembangunan
5. KEBUDAYAAN DAN AGAMA
PENGARUH AGAMA TERHADAP KEBUDAYAAN
Menurut Prof. Koesoemadi SH: Pengaruh kebudayaan Hindu terhadap kebudayaan Indonesia itu bersifat damai dan mendorong. Sebab datangnya kebudayaan hindu bersifat menggiatkan dan meninggikan kebudayaan Indonesia-Kuno dengan tiada melepaskan kepribadian, dan setelah kebudayaan Hindu hilang, kebudayaan Indonesia tetap kaya dan tetap tinggal dalam kepribadiannya.
Menurut Yosselin de Yong: pengaruh Islam terhadap kebudayaan Indonesia bersifat damai dan membangun. Jadi tidak hanya damai dan mendorong saja, tetapi juga membangun. Seperti pengaruh-pengaruh agama Islam dalam perkawinan, warisan, hak-hak wanita dan lain-lain.
Kami sependapat dengan analisis Yong tersebut sebab ternyata pengaruh Islam tidak hanya pada kepercayaan dan adat istiadat sehari-hari, bahkan sampai pada bidang hukum dan upacara-upacaranya. Dan kami sependapat dengan istilah adaptasi, sehingga Islam adalah satu-satunya agama yang lengkap dan sebagai sumber kebudayaan.
BAB III
MANUSIA DAN CINTA KASIH
1.Makna Kasih Sayang
Dalam kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Purwodarminto, kasih
sayang diartikan dengan perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka
kepada seseorang.
Dalam kasih sayang ini sadar atau tidak dari masing-masing pihak
dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran saling percaya, saling
pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan
utuh.
Bila
salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya tanggung jawab, maka retaklah
keutuhan rumah tangga itu.Kasih sayang yang tidak disertai dengan kejujuran,
maka akan terancamlah kebahagian rumah tangga itu. Karena yang merasakan kasih
sayang itu bukan hanya suami dan istri atau anak-anaknya yang telah dewasa,
melainkan bayi yang masih merah pun telah mendapatkan dan merasakan kasih
sayang dari seorang ayah atau ibunya. Kasih sayang itu pasti dialami oleh
setiap manusia, karena kasih sayang merupakan bagian dari hidup manusia.
2.Kasih Sayang dalam Keluarga
Percintaan pria-wanita diakhiri dengan perkawinan, maka didalam kehidupan
berumah tangga, akan menemukan kebahagiaan mereka.
Pada
zaman sekarang ini banyak orang merasakan bahwa kebahagiaan itu adalah suatu
keadaan abstrak yang sulit dicapai. Memang sering sekali manusia tidak dapat
lolos dari kesulitan sosial dan ekonomi. Namun engn membangun kasih sayang ysng
erat dalam keluarga maka setidak-tidaknya kita mempunyai suatu tempat damai dan
teduh ditengah kemelutnya persoalan hidup.
Dengan nilai kasih sayang yang luhur dan kokoh, kemudian dicapainya
kebahagian, namun patut disayangkan bahwa kasih sayang sebagai norma atau nilai
hidup yang luhur. Betapa sering kita mendengar teman kita bergosip tentang
keluarga seseorang yang mulai retak, atau ternyata salah seorang tetangga kita
ternyata adalah istri kedua pejabat simpanan pengasuh itu. Oleh karena itu
berarti mereka siap mengambil resiko gagal dalam kehidupan rumah tangga, karena
mereka telah meninggalkan nilai-nilai kasih sayang yang luhur.
3.Makna Kemesraan
Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang telah
mendalam. Dalam buku “MAKNA KASIH” menyatakan “jika seorang pemuda jatuh cinta
pada seorang gadis secara serius, ia terlempar ke luar dari cinta diri. Ia
mulai hidup untuk orang lain.”
Yose
Ortega Y Gasset dalam novelny “On Love” mengatakan, “di kedalaman sanubarinya
seorang pecinta merasa dirinya bersatu tanpa syarat dengan objek cintanya
persatuan bersifat kebersamaan yang mendasar dan melibatkan seluruh
eksistensinya.
Bila
seseorang mengobrol cinta, maka orang itu merusak nilai cinta, yang berarti
menurunkan martabat dirinya sendiri. Cinta yang berlanjut menimbulkan
pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah adalah perwujudan dari cinta.
Kemesraan adalah hubungan akrab pria-wanita atau suami istri. Kemesraan
juga dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat
menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
4.Makna Pemujaan
Pemujaan adalah perwujudan cinta manusia kepada tuhan.Kecintaan manusia kepada
tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini, dikarenakan
pemujaan kepada tuhan adalah inti, nilai, dan makna kehidupan yang sebenarnya.
Tuhan adalah pencipta, tetapi tuhan juga penghancur segalanya, bila
manusia melanggar segala perintahnya. Karena itu kekuatan manusia selalu
mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan kekuatan itu manusia memujanya.
Kalau
manusia cinta kepada tuhan, karena tuhan sesungguhnya maha pengasih dan maha
penyayang. Kecintaan manusia itu dimanifestasikan dalam bentuk pemujaan atau
sembahyang.
Pemujaan itu diantaranya :
a.Cara pemujaan
Dalam
kehidupanmanusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai agama, kepercayaan,
kondisi, dan situasi. Oleh karena itu, pemujaan-pemujaan itu sebenarnya karena
manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal itu berarti manusia memohon
ampun atas segala dosanya, mohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan,
agar ditunjukkan jalan yang benar .
b.Tempat pemujaan
Masjid, Gereja, Candi, Pura, dan lainnya lagi adalah tempat manusia
berkomunikasi dengan tuhannya atau yang dianggap tuhan. Orang islam menamakan
masjid sebagai “rumah Allah”, maka wajarlah tempat-tempat itu dibuat dengan
sebagus mungkin, sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Bangsa Indonesia memiliki Borobudur sebagai
tempat pemujaan agama budha yang ada duanya di dunia pada jamannya. Hal ini
merupakan bukti akan cintanya kepada “Tuhannya”.
c.Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan
Seperti dikemukakan didepan cinta menimbulkan daya kreatifitas
pencintanya. Kreatifitas ialah mencipta.
Seperti, Seni tari ada pula yang bersifat
menganggungkan nama Tuhan atau dianggap “tuhan”.Misalnya tari Sanghyang Dedari dan tari Sanghyang Jaran di Bali
adalah tarian bersifat keagamaan. Tari itu hanya ditarikan pada upacara agama
dan tidak boleh ditonton oleh para turis, penontonannya sangat terbatas. Lagi
pula tarian itu ditarikan pada dini hari tidak sembarangan.
Pemujaan terhadap Tuhan pada hakikatnya merupakan manifestasi cinta kepada
Tuhan. Pengertian dasar kreatifitas adalah pencipta, menemukan, berkarya,
mencari bentuk-bentuk yang dapat diwujudkan hubungsn yang misterius. Dalam
mencari bentuk-bentuk oemujaan dapat berupa :
- Sembahyang sebagai media berkomunikasi
- Membangun tempat beribadah yang baik dan seindah mungkin
- Mencipta lagu
- Puisi novel
- Film dan sebagainya.
5.Makna Belas Kasihan
Dalam surat Yohanes dijelaskan ada 3 macam cinta:
1)
Cinta
agape adalah cinta manusia kepada tuhan yang diterangkan pada kegiatan belajar.
2)
Cinta
philia ialah cinta kepada ayah ibu (orang tua) dan saudara.
3)
Cinta
eros/amor ialah cinta eros karena kodrati sebagai laki-laki dan perempuan,
sedangkan cinta amor karena unsur-unsur yang sulit dinalar. Misalkan gadis
normal yang cantik mencintai dan mau dinikahi oleh seorang pemuda yang kerdil.
Disamping itu masih ada cinta lagi yaitu, cinta terhadap sesama. Cinta
terhadap sesama merupakan perpaduan antara cinta agape dan cinta philia. Cinta
sesama ini diberikan istilah “belas kasihan” untuk membedakan antara cinta
kepada orang tua, pria wanita, cinta kepada tuhan. Masih ada cinta lagi yaitu
cinta kepada bangsa dan tanah air, tetapi pada kegiatan belajar 4 ini hanya
dibicarakan cinta kepada sesama.
Dalam
esay “On Love” ada pengertian bahwa cinta adalah rasa persatuan tanpa syarat,
tidak mengandung unsur (pamrih). Belas kasih yang kita tumpahkan benr-benar
keluar dari lubuk hati yang ikhlas. Bukan karena ingin mendapatkan pujian dari
orang lain.
Yang perlu kita kasihi antara lain :
§ Yatim piatu
§ Orang-orang
jompo yang tidak mempunyai ahli waris
§ Pengemis yang
benar-benar tidak mampu bekerja
§ Orang sakit
dirumah sakit
§ Orang cacat
§ Masyarakat
kita yang hidup menderita .
Belas kasihan terhadap kita sesama pada
hakikatnya adalah cinta kasih terhadap sesama, yang berarti melaksanakan ajaran
agama. Bahwa kita wajib mencintai sesama berarti orang itu berbudi, berbudi
perbuatan yang dipuji oleh Allah SWT.
Belas kasihan dapat menimbulkan daya
kreatifitas yang berarti orang yang dapat berbuat, berkarya, mencipta, mencari,
menemukan dan lain-lain.
Belas kasihan dapat
bermacam-macam bentuk seni :
o
Seni
suara
o
Seni
puisi
o
Seni
sastra (prosa) dan lain-lainnya.
Bentuk-bentuk seni budaya
tersebut mengandung nilai-nilai hidup, norma, serta moral, bila dikaji akan
mempertinggi daya tangkap, persepsi serta penalaran dan wawasan kita.
6.Cinta
Kasih Erotis
Dalam cinta persaudaraan merupakan cinta
kasih antar orang yang sama dan sebanding, sedangkan cinta kasih ibu merupakan
cinta kasih terhadap orang-orang lemah yang tanpa daya. Walaupun terdapat
perbedaan besar antara kedua jenis tersebut, kedua-duanya mempunyai kesamaan
bahwa pada hakikatnya cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang saja.
Berlawan kedua jenis cinta kasih tersebut adalah cinta kasih erotis, yaitu
kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya.
Hakikatnya cinta kasih tersebut bersifat eksklusif, bukan universal, dan juga
merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.
Pertama-tama cinta kasih erotis
kerap kali dicampurbaurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta,
yaitu keruntuhan tiba-tiba tembok yang sampai waktu itu terdapat diantara dua
orang yang asing satu sama lain. Tetapi, seperti yang telah dikatakan terlebih
dahulu pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba pada hakikatnya hanyalah
sementara saja. Untuk mereka intimitas atau kemesraan itu terutama diperoleh
dengan cara hubungan seksual, maka dengan mengadakan penyatuan fisik, orang
telah mengatasi keterpisahan tersebut.
Yang kerap kali ini terdapat
diantara sepasang pengantin yng rupa-rupanya
hanya dapat berdekatan (intim) yang stu terhadap yang lain, bila mereka
berada ditempat tidur atau bila mereka saling melepaskan amarahnya terhadap
satu sama lain. Tetapi, semua jenis intimitas semacam ini kian lama kian
cendrung untuk berkurang. Akibatnya ialah bahwa orang mencari hubungan cinta
kasih dengan orang lain, dengan seorang asing baru yang kemudian pada
gilirannya diubah lagi menjadi dangkal sehingga berakhir dengan keinginan untuk
menaklukan sekali lagi. Ilusi-ilusi ini sangat mudah diperoleh karena sifat
keinginan seksual yang sangat mudah menipu diri orang. Tetapi ia akan hanya
membawa kita kepada penyatuan yang bersifat orgiastic(pesta pora) dan sementara
saja. Namun tanpa cinta kasih, sebenarnya penyatuan ini membiarkan dua orang
asing tetap berjauhan yang satu dengan yang lainnya seperti sebelumnya.
Kadang-kadang hal itu menimbulkan rasa malu diantara mereka, bahkan menimbulkan
rasa benci yang satu terhadap yang lain, apabila khayalannya telah hilang
mereka lebih-lebih mersakan keasingan mereka yang satu terhadap yang lain.
Dalam cinta kasih erotis terhadap
eksklusifitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta
kasih keibuan. Ciri-ciri eksklusifitas dalam cinta kasih erotis ini perlu
diperbincangkan , eksklusifitas dalam cinta kasih erotis disalah tafsirkan dan
diartikan sebagai suatu ikatan hak milik. Cinta kasih mereka sebenarnya
merupakan semacam egoisme dua orang merupakan dua orang yang saling menemukan
kesamaan dan saling mengatasi keterpisahannya menemukan kesamaan dan yang telah
mengatasi keterpisahannya dengan cara “satu individu mewakili dua individu”.
Namun, karena mereka sendiri terpisah dari sisa kemanusiaan itu, mereka tetap
terpisah yang satu dari yang lain, dan tetapi asing terhadap diri sendiri.
Cinta kasih erotis itu eksklusif
hanyalah dalam arti bahwa seseorang dapat menyatukan dirinya secara lengkap dan
intensif hanya dengan satu orang lain saja.
Cinta kasih erotis mengklusifkan cinta kasih terhadap orang lain
hanyalah dalam segi-segi fusi erotis dan keikut sertaan selengkapnya dengan
semua arti cinta kasih kesaudaraan yang mendalam terhadap orang lain. Pada
hakikatnya semua manusia itu identik. Dan pada cinta kasih pula hakikatnya
merupakan suatu perbuatan kemauan, suatu putusan untuk mengikat kehidupan
dengan kehidupan orang lain. Cinta kasih dianggap sebagai hasil suatu reaksi
emosional dan spontan seolah-olah kita tiba-tiba terpaku oleh perasaan yang
tidak dapat dilakukan.
Mencintai dan mengasihi seseorang
bukan hanya merupakan perasaan yang kuat, tetapi juga merupakan suatu
keputusan, suatu penilaian, suatu perjanjian. Apabila cinta kasih hanya
merupakan perasaan saja, tidak ada dasarnya untuk saling berjanji akan
mencintai dan mengasihi untuk selama-lamanya. Perasaan itu dapat timbul dan
tenggelam pula.
Dengan demikian maka, baik pandangan
bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi individual belaka maupun panadangan
bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari pada perbuatan kemauan,
kedua-duanya benar, atau lebih tepatnya jika dikatakan bahwa kebenaran tidak
terdapat pada yang satu, juga tidak pada yang lain.
BAB IV
MANUSIA DAN KEINDAHAN
1.
Makna Keindahan
Keindahan adalah identik
dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan.
Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang
selalu bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tak indah.
Keindahan
juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perorangan, waktu
dan tempat, selera mode, kedaerahan atau local.
Sekarang masalahnya ialah
apakah keindahan itu? Apakah nilai estetik itu? Apakah yang mendorong manusia
menciptakan keindahan? Bagaimana proses terjadinya keindahan? Hasil seni yang
bagaimanakah yang tergolong memenuhi syarat keindahan itu?
a.) Apakah keindahanitu?
Berbicara tentang keindahan mau tak mau kita harus menengok
jauh ke belakang yaitu kejaman Yunani Kuno, abad ke-18.Pada saat itu pengertian
keindahan telah dipelajari oleh para filsuf.Menurut The Liang Gie dalam bukunya
“GarisBesarEstetik” (FilsafatKeindahan” dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan
dengan “beautiful”, Perancis “beau”, Italia danSpanyol “bello”, kata-kata
ituberasaldaribahasa Latin “bellum”. Akarkatanyaadalah “bonum” yang
berartikebaikankemudianmempunyaibentukpengecilanmenjadi “bonellum”
danterakhirdipendekkansehinggaditulis “bellum”.
Menurutcakupannya
orang
harusmembedakanantarakeindahansebagaisuatukualitasabstrakdansebagaisebuahbendatertentu
yang indah.Untukmembedakaninidalambahasainggrisseringdigunakanistilah “beauty”
(keindahan) dan “the beautiful” (bendaatauhal yang
indah).Dalampembahasanfilsafatkeduapengertianinikadang-kadangdicampuradukkansaja.Selainitumenurutluasnya,dibedakanpengertian
: 1. Keindahandalamartiluas. 2. Keindahandalamartiestetikmurni. 3.
Keindahandalamartiterbatasdalamhubungannyadenganpenglihatan.
1.
SelanjutnyaThe Liang
Giemenjelaskanbahwakeindahandalamartiluasmengandungpengertian ide kebaikan.
Misalnya Plato menyebutwatak yang indahdan hokum yang indah, sedangkanAristotelesmerumuskankeindahansebagaisesuatu
yang baikdanjugamenyenangkan.
Plotinus mengatakan tentang ilmu yang indah dan
kebajikan yang indah. Bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam
arti estetik disebutnya “symmetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan
(misalnya pada seni pahat dan arsitektur) dan “harmonia” untuk keindahan
berdasarkan p[endengaran (music).
Jadipengertian
yang seluas-luasnyameliputi :
ü Keindahanseni
ü Keindahanalam
ü Keindahan moral
ü Keindahanintelektual
2.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangku tpengalaman
yang diserapnya.
3.
Keindahan dalam arti yang terbatas mempunyai arti
yang lebihdisempitkansehinggahanyamenyangkutbenda-benda yang
dapatdiserapdenganpenglihatan, yakniberupakeindahanbentukdanwarna .
Jadikeindahanpadadasarnyaadalahsejumlahkualitaspokoktertentu yang
terdapatpadasuatuhal.Kualita yang paling seringdisebutadalahkesatuan (unity),
keseimbangan (balance), dankebalikan (contrast).
Keindahan tersusun dari
berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan
kata-kata. Ada pendapat yang mengatakan bahwa keindahan adalah suatu kumpulan
hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan
si pengamat.
Filsufsenidewasainimerumuskankeindahansebagaikesatuanhubungan yang
terdapatantarapencerapan-pencerapaninderakita (beauty is unity of formal
realitions of our sense perceptions).
b.) Nilai estetik
Dalamrangkateoriumumtentangnilai The Liang
Giemenjelaskanbahwapengertiankeindahandianggapsebagaisalahsatujenisnilaisepertihalnyanilai
moral, nilaiekonomi, nilaipendidikandansebagainya.Nilai yang
berhubungandengansegalasesuatu yang
tercakupdalampengertiankeindahandisebutnilaiestetik.
Dalambidangfilsafat,
istilahnilaiseringkalidipakaisebagaisuatu kata bendaabstrak yang
berartikeberhargaan (worth) ataukebaikan (goodness).Dalam “Dictionary of
Sociologi and Related Science” diberikanrumusantentangnilaisebagaiberikut :
“kemampuan yang dianggapadapadasuatubenda yang
dapatmerumuskankeinginanmanusia; sifatdarisuatubenda yang
menarikminatseseorangatausuatukelompok.”
Nilaiadalahsemata-matarealitapsikologi yang
harusdibedakansecarategasdarikegunaankarnaterdapatdalamjiwamanusiadanbukanpadabendanyaitusendiri.Nilaiitu
(oleh orang) dianggapterdapatpadasuatubendasampaiterbuktiletakkebenarannya.
Nilaiekstrinsikadalahsifatbaikdarisuatubendasebagaialatatausaranauntuksesuatuhallainnya
(“instrumental/contributory value”), yakninilai yang bersifatsebagaialatuntukmembantu.Nilai
intrinsic adalahsifatbaikdaribenda yang bersangkutan, atausebagaisuatutujuan,
atau pun demi kepentinganbendaitusendiri.
Contoh :
Puisi, bentukpuisi yang terdiridaribahasa, diksi,baris,sajak,irama,
itudisebutnilaiekstrinsik. Sedangkanpesan yang
ingindisampaikankepadapembacamelalui (alat,benda) puisiitudisebutnilai
intrinsic.
c.)
Apasebabmanusiamenciptakankeindahan?
Keindahanitupadadasarnyaadalahalamiah.Alamiahituartinyawajar,
tidakberlebihantidak pula kurang.Bilaadapemakaian drama yang berlebihanmisalnyamarahdenganmeluap-luappadahalkesalahankecil,
ataukarenakehilangansesuatu yang takberhargakemudianmenangis,meraung-raung,
ituberartitidakalamiah.
Dapatdisimpulkanbahwa :
Keindahanberasaldari kata “indah”, berartibagus, permai, cantik, molekdansebagainya.Benda
yang mengandungkeindahanialahhasilsenidanalamsemestaciptaantuhan.
Keindahan identic dengankebenaran.Keduanyamempunyainilai yang sama:
abadidanmempunyaidayatarik yang selalubertambah.
Ciri-cirikeindahanmenyangkutkualitahakikidarisegalabenda
yang mengandungkesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan
(symmetri), keseimbangan (balance),danpertentangan (contrast). Keindahan tersusun dari
keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata.
2. Makna Renungan
Setiap kegiatan untuk
merenungkan atau mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah dimiliki dapat
disebut berfilsafat. Pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada penalaran.
Penalaran adalah proses berfikir yang logika dan analitik. Berpikir merupakan kegiatan untuk menyusun
pengetahuan yang benar. Berpikir logik menunjuk pola berpikir secara luas.
Kegiatan berfikir dapat disebut logik ditinjau dari suatu logika tertentu.
Penalaran merupakan kegiatan berpikir yangjuga
menyadarkan diri kepada suatu analisis. Analisis adalah suatu kegiatan berpikir
berdasarkan langkah-langkah tertentu, sehingga pengetahuan yang diperoleh
disebut pengetahuan tidak langsung. Pemikiran ilmiah (keilmuan) dan pemikiran
kefilsafatan mendasarkan diri kepada logika analitik. Pemikiran kefilsafatan
mempunyai karakteristik sendiri yang berbeda dengan karakter keilmuan.
Pemikiran kefilsafatan mempunyai 3 macam ciri,
yaitu :
1. Menyeluruh artinya pemikiran yang luas, bukan hanya ditinjau ari
sudut pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui hubungan antara
ilmu yang satu dengan dengan ilmu-ilmu yang lain, hubungan ilmu dengan moral,
seni dan tujuan hidup.
2. Mendasar artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang
fundamental (ke luar dari gejala), sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi
segenap bidang keilmuan.
3. Spekulatif artinya hasil pemikiran yang dapat dijadikan dasar untuk
pemikiran-pemikiran selanjutnya. Hasil pemikiran selalu dimaksudkan sebagai
dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan yang baru.
Metafisika adalah cabang filsafah yang paling umum,
mendasar dan kritik spekulatif.
Renungan atau pemikiran yang berhubungan dengan
keindahan atau penciptaan keindahan didasarkan atas 3 macam teori, ialah teori
pengungkapan, teori metafisika, dan teori psikologis. Teori pengungkapan
dikatakan oleh Benedetto Croce, bahwa seni adalah pengungkapan kesan-kesan.
Teori metafisika, plato mendalilkan adanya dunia
ide pada taraf yang tertinggi, sebagai realita ilahi itu. Karya seni yang
dibuat manusia hanyalah merupakan imitasi (tiruan) dari realita dunia.
Sedangkan dalam teori psikologik dinyatakan bahwa proses penciptaan seni adalah
pemenuhan keinginan, keinginan bahwa sadar dari seorang seniman.
Dari teori permainan yang tergolong teori
psikologik dengan tokohnya Frisdrick Schiller dan Herbert Spencer; Schiller
menyatakan, bahwa asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play
impulse).
Dalam proses jiwa seniman pada waktu merenung dalam
rangka menciptakan seni, menurut Keats selalu diliputi rasa ragu-ragu, takut,
ketidaktentuan, misterius (negative capability). Justru seniman yang tidak
memiliki negatif tidak mampu menciptakan keindahan. Pengertian yang dekat
dengan kemampuan ialah intensitas. Kekurangan-kekurangan intensitas ini erat
hubungannya dengan ketidak beresan imajinasi yang berarti seniman tersebut
tidak akan dapat menciptakan keindahan.
Keats menyatakan, bahwa untuk mengatasi ketakutan
ialah berkuasanya hal-hal yang sesaat. Baginya hal-hal sesaa itu merupakan
pelatuk yang meledakkan imajinasi, dan imajinasi ini yang membentuk konsep
keindahan adalah abstrak. Konsep itu baru dapat berkomunikasi setelah diberi
bentuk.
3. Makna Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari
kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok, sesuai atau
kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.
Lagu merupakan pertentangan suara tinggi-rendah,
panjang-pendek, keras-lembut yang terpadu begitu rupa, sehingga telingakita
dibuat asyik mendengarkan dan hati kita merasa puas. Tetapi rasa kita menanjak
justru kebalikannya, kita tentu akan kecewa. Dalam hal lagu, irama yang indah
it merupakan pertentangan yang serasi.
Dalam mencipta seni ada dua teori, yakni teori
objektifdan teori subjektif. Teori subjektif menyatakan bahwa keindahan itu
adalah terciptanya nilai-nilai estetik yang merupakan kualita yang telah
melekat pada benda itu.
Teori objektif dinyatakan, bahwa keindahan
merupakan suatu kualitas dari benda.
Mahzab Phytagoras yang menciptakan teori proporsi
itu mengemukakan bahwa nada-nada yang dikeluarkan oleh seutas senar tergantung
dari panjang pendek senar.
Dalam seni ada 6 asas. Asas-asas itu ialah kesatuan
total, tema, tema variasi, keseimbangan, perkembangan dan tata jenjang.
Matematika mempunyai peranan penting dalam seni,
terutama dalam cabang seni bangunan, seni lukis dan seni musik.
4. Makna Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus, artinya tidak
kasar, lembut, sopan, baik, beradap. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus,
kesopanan atau keadaban.
Halus bagi manusia ialah suatu sikap yakni sikap
halus, lembut dalam tutur kata, tingkah laku dan gerak perbuatannya. Kehalusan
atau kelembutan merupakan gambaran hati yang tulus serta cinta kasih terhadap
sesama. Kehalusan atau kelembutan atau sebaliknya kekasaran itu yang menilai
orang lain. Dan yang dinilai ialah gerak-gerik, roman, muka, tutur bahasa, dan
sebagainya.
Anggota
badan yang melahirkan sikap kehalusan itu ialah kaki, tangan, kepala, mulut,
bibir, mata, bahu. Selain itu roman muka, perkataan, pemilihan kata, penyusunan
kalimat dan irama bahasa jugaa dapat dinilai halus dan tidaknya.
Bagian rohaniah yang melahirkan sikap ialah:
kemauan, perasaan, dan pikiran atau karsa, rasa dan cipta. Tiga unsur rohaniah
ini saling berkaitan, sling mempengaruhi, dan mewujudkan tingkah laku , tutur
bahasa, perbuatan, yang semuanya itu dapat dinilai kehalusan atau kekasarannya.
Cipta, rasa,dan karsa itub membuat orang
bergerak,karena itu disebut"Trias dunamika".
Prinsip-prinsip hidup kekeluargaan harus didasarkan
kepada cinta kasih,keadilan,kejujuran,setia atau loyal,tertib,disiplin,rela
berkorban dan bagi orang tua perlu adanya suatu komando dan suatu kesatuan
sikap.Pergaulan yang didasarkan pada prinsip itu tertentu akan melahirkan
kehalusan dalam pergaulan,sekurang-kurangnya ketenteraman dan kesjahteraan.
5. Keindahan Objektif dan Subjektif
Keindahan menurut kenyataanya dapat dibedakan atas
dua macam ;yaitu keindahan objektif dan keindahan subjektif.Dengan keindahan
objektif dimaksudkan ialah keindahan yang secara hakiki ada pada ssesuatu benda
atau apa saja. Menurut Alexius Meinong (1838-1914) dan jugaa Christian
Ehrenfels (1859-1932), "keindahan adalah kekayaan yang melekat pada objek
itu sendiri". Menurut Pater Dick, "keindahan merupakan sesuatu yang
melekat pada segala sesuatu yang ada, baik pada Tuhan maupun pada
makhluk-makhluk ciptaannya". S. Suhariantu dalam bukunya "Menuju
manusia bebudaya" menambahkan, sejauh benda-benda tersebut belum berubah
dari bentuk atau keadaannya semula (S. Suharianto, 1987).
Berbeda
halnya dengan keindahan subjektif. Keindahan subjektif sangat bergantung kepada
kepentingan-kepentingan subjek penanggapnya.
Oleh John Keats (1798-1821) keindahan subjektif
dinamakannya kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah
keindahan. Yang tidak ada keindahannya tidak
mengandung kebenaran, dan yang tidak mengandung kebenaran tidaklah
indah.
6. Sekitar Masalah Kesenian
Pernyataan tentang kesenian ini biasanya kita
katakan batasan (definisi) atau pengertian (conceptions) misalnya:
"kesenian adalah karya cipta rasa dan karsa manusia untuk memberi rasa
nikmat atau keindahan", "seni itu indah dan dapat memberi kehalusan
perasaan dan budi manusia", "seni itu pancaran hati yang halus",
"seni itu indah mempesona", dan banyak lagi yang lain: "seni itu
.................... Prrrrrrrrrreeeeekkk !. "Seni atau kesenian merupakan karya
para seniman dalam maksud memberikan rasa indah kepada para penghayatnya dan
bagi para seniman itu sendiri". Herbert Read langsung menunjuk hasil karya
dalam membuat batasan ini yaitu karya seni: a. Visual; b. Plastis; c. Musik dan
d. Sastra.
Jika melihat batasan seni atau kesenian menurut
Read diturunkan pembagiannya sebagai berikut .
1. Seni Visual
Seni yang hanya dapat ditangkap oleh mata (khas)
yaitu seni lukis karena lukisan hanya bisaaditangkap oleh indera mata.
2. Seni Plastis
Seni jenis ini mestinya dapat digolongkan jugaa
seni visual, sepertinya misalnya seni gerak dan patung, jugaa arsitektur serta
pahat.
3. Seni Musik
Hasil kesatuan dari susunan (komposisi) lagu dan
karya musik dalam ekspresi bunyi. Yang termasuk ialah musik instrumen dan vokal
serta koor.
4. Sastra yang termasuk karya-karya sastra meliputi :
a. Tertulis seperti misalnya: sajak, cerpen, novel,
esei, dan drama.
b. Lesan
5. Seni gerak
- Tari,
sendra-tari
- Pantomim
atau action dalam drama.
Fungsi seni atau kesenian :
1.) Memberikan rasa keindahan, shingga seniman mengejar hal ini sebagai
keutamaan berkarya, lalu lahir lah sebutan: fine arts dan master pieces.
2.) Memberikan tunjangan dan bantuan untuk memberi warna indah dari
karya-karya yang non seni. Yaitu karya-karya sosial ekonomi maupun politik yang
menggunakan seni sebagai bajunya.
Untuk yang pertama disebut jenis fungsi primer,
sedangkan untuk yang kedua disebut fungsi sekunder.
Apresiasi untuk sajak dapat dengan membaca saja
ikut mendengar baca puisi maupun mendengar wawasan orang ahli sajak. Begitu
pula musik klasik, pop, atau karawitan, seni rupa dan senigerak.
Seni Sastra
Pengertian kita seni sastra rupanya terbatas pada
karyaikarya tulis yang menggunakan aturan bahasa indah dan karya-karya tulisan
sekitar: esei, novel, cerpen, sajak, cerpen puitik dan drama (drama baca atau
closed drama.)
Jenis Novel dan Cerpen
Yang dimaksud novel itu (karena istilah dari
barat), maka artinya semua karangan yang membawakan masalah-masalah yang segar
atau masih baru atau bersifat kesenian. Diindonesia dulu awal abad 20 ada
"roman" yang bentuknya sebenarnya samaa dengan novel. Roman di eropa
berupa novel yang lebih banyak bersifat fantastis atau kehidupan dalam bentuk
kehidupan fantastis. Kemudian setelah para pengarang memahami bentuk roman
sebagai manaa mestinya dinegeri belanda
atau eropa dan faham pula bedanya dalam novel, maka sampai kini masyarakat luas
dan kaum terpelajar dan para pengarang tak hanya menggunakan istilah novel.
Jenis Puisi
Puisi merupakan suatu bentuk alat sebagai penampung
ekspresi perasaan, ide-ide atau pemikiran hidup ini mungkin karena ekspresi
melalui kata-kata puitik itu terasa mudah dilahirkan.
Musik
Musik berarti semua karya musik yaitu lagu yang telah di mainkan dengan
alat-alat musik maupun alat bunyi-bunyian yang "laras" (harmonis).
Yang menjadi tekanan adalah:serangkaian nada-nada yang laras,karna ada
pertemuan antara nada dan irama.
Vokal yaitu
lagu yang di bawakan melalui lisan,baik bersenandung maupun dengan kata-kata.
Musik klasik artinya karya-karya musik yang dijaman abat pertengahan (neo
klasik) di Eropa di anggap bermutu tinggi. Baik seni sastra maupun musik adalah
alat pengungkapan artinya sastra dan musik sebagai alat atau perantara untuk
mengungkapkan gejolak jiwa: sedih,gembira,cemas,kecewa,hampa dan sebagainya.
Seni tari
Seni tari Jawa terutama tari klasik menampilkan
kekuatan atau mutunya. Mutu itu ada beberapa kemungkinan yaitu meliputi: gaya
yang nampak "dalam",ada dinamika dan kelembutan gerakan rhitmik.
Seni Teater
Kata Teater pinjam dari kata "theatre"
(dari kata "thea" bahasa Yunani yang berarti "obyek yang dapat
ditonton), sehingga theatre, atau theatron (dari latin) berarti
"tontonan".
Aristoteles membuat batasan drama adalah :
"imitrasai dari action". Orang hidup sehari-hari dan diteruskan
keterangannya : peniruan terhadap action orang hidup sehari-hari dalam
masyarakat.
Membahas tiap-tiap topik atau tema dari delapan
tema menurut penggarisan Konsarsium IBD diakitkan dengan kekaryaan :
1. Seni Rupa : dalam seni lukis misalnya: manusia dan cinta kasih dalam
seni lukis, dan seni pahat atau patung.
2. Seni Sastra : misalnya cinta kasih dibahas dari puisi atau
cerpen/novel yang memuat hal tersebut.
3.Filsafat : pembahasan tentang cinta kasih dari kaca mata filsafat atau
psikologi.
4. Seni musik.
5. Seni Gerak : seperti tari dan drama.
BAB V
MANUSIA DAN PENDERITAAN
1. Makna
Penderitaan
Penderitaan dari kata derita. Kata
derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung.
Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Penderitaan itu dapat lahir atau batin. Yang termasuk penderitaan itu antara
lain keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan
lain-lain.
Penderitaan tak dapat dipisahkan dengankehidupan manusia.
Karena setiap orang akan/pernah mengalami penderitaan. Nasib malang atau
penderitaan dating tidak dapat ditolak, harus diterima apa adanya, kita pasrah
kepada Tuhan.
Kasus penderitaan bermacam-macam sesuai
dengan liku-liku kehidupan manusia, damkasus penderitaan seseoramg berbeda
dengan orang lain.
Sejak jaman dahulu kasus penderitaan
dituangkan dalam bentuk seni, misalnya seni sastra, seni wayang, seni drama,
seni music, dan sebagainya. Penderitaan orang dahulu tidak kalah hebat dibandingkan
pada jaman teknologi modern.
Dalam jaman perkembangan teknologi
modern ini kasus penderitaan seperti kelaparan,gempa, menjalarnya penyakit,
gunung meletus, dan sebagainya, dalam waktu singkat tetrsebar luas ke seluruh
dunia, sehingga dalam waktu singkat pula rasa simpati dari berbagai penjuru
mengalir dalam bentuk berbagai macam sumbangan.
Dengan mempelajari berbagai kasus
penderitaab manusia berarti telah mempelajari sikap, nilai, harga diri,
ketamakan, kesombongan orang dan sebagainya. Semuanya itu bermanfaat untukl
memperdalam dan memperluas presepsi, tanggapan, wawasan, danm penalaran bagi
yang mempelajarinya.
2. Makna
Siksaan
Siksaan tidak dapat dipisahkan dengan
kehidupan manusia. setiap manusia pernah atau akan menjalani siksaaan. siksaan
tak dapat di pisahkan dengan dosa.siksaan yang berhubungan dengan dosa adalah siksaan di hari kiamat , siksaan di neraka merupakan
tugas para ahli agama untuk membicarakan. Sedang yang di bahas dimodul ini
hanya siksaan manusia yang dialami di dunia fana ini.
Siksaan itu berupa penyakit, siksaaan
hati, siksaan badan oleh orang lain dsb. Siksaan Manusia ini ternyata juga
menimbulkan kreatifitas baik bagi yang pernah mengalami siksaan atau orang lain
yang berjiwa seni yang menyaksikan baik langsung atau tidak langsung. Hal ini
terbukti dengan banyaknya tulisan baik berupa berita, cerpen, ataupun novel
yang mengisahkan siksaaan orang. Bahkan siksaan itu banyak pula yang difilmkan.
Dengan membaca hasil seni yang berupa
siksaan kita akan dapat mengambil hikmahnya. Karena kita dapat menilai arti
manusia, harga dikuasai napsu setan kesadisan, tidak mengenal pri kemanusiaan
dan sebagainya.
Kita dapat menilai diri kita sendiri,
dimana kita berdiri, dimana kita
berpihak, dan sejauh mana ketakwaan kita.
3. Makna
Rasa Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak
nbagi si penderita. Rasa sakit akibat mendderita penyakit, atau sakit.
Segala macam rasa sakit atau penyakit
yang diderita manusia tak dapat dipisahkan dari kehidupan, karena setiap orang mengalami
rsa sakit atau penyakit. Bermacam rasa sakit yang diderita manusia. Sakit hati,
sakit syaraf dan sakit fisik. Setiap rasa sakit ada sebabnya, tetapi tidak
semua rasa sakit atau pe yakit mudah
diketahui sebabnya.
Rasa sakit atau penyakit dapat menimbulakn
rasa kasihan terhadap penderita kepada Tuhan, dapat menimbulkan rasa kasihan
terhadap penderita, dapat membuka rasa keprihatinan manusia, rasa social,
dermawan, dan sebagainya.
Rasa sakit banyak hikmahnya antara lain dapat
mendekatkan diri penderita kepada Tuhan. Tiap rasa sakit ada obatnya tergantung
kepada penderita atau keluarga penderita, apa ada usaha atau tidak.
4.
Neraka
Neraka berhubungan
erat dengan dosa dan kesalahan. Orang salah mendapat hukuman. Hukuman identik
dengan siksaan. Siksaan adalah rasa sakit dan rasa sakit adalah pederitaan.
Neraka sering
dihubungkan dengan kematian. Neraka sesudah mati dibahas oleh para agama.
Penderitaan dalam hidup yang sering pula dikatakan neraka dunia.
5.
Beberapa kasus
penderitaan
Kata penderitaan
berasal dari kata derita. Menurut Suyadi derita berasal dari bahasa sansekerta
”dhra” yang berarti menahan atau menanggung (Suyadi, 1985). Dengan demikian
kata penderitaan berarti sesuatu yang ditanggung, ditahan, atau dirasakan.
Penderitaan erat
sekali hubunganya dengan hidup manusia bahkan dapat berfungsi sebagai
dinamisator kehidupan manusia.
Kesimpulan yang ditarik adalah :
1.
Penderitaan dapat dialami oleh setiap
orang.
2.
Penderitaan dapat muncul karena adanya
konflik antara ciri-ciri kepribadian dengan fungsi lingkungan yang tidak sesuai
dengan harapannya, berpisah dengan sesuatu yang dicintai, dan adanya rasa
ketakutan.
3.
Penderitaan terjadi apabila manusia
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya (Biologis, psikologis, dan sosial)
mengalami hambatan,
4.
Penderitaan yang dialami dan dirasakan
terlalu berat dapat meningkatkan dan dapat mengganggu jiwa seseorang.
5.
Penderitaan itu dapat dihilangkan.
6. Sumber
Penderitaan
1. Hakikat Manusia
Manusia
pada hakikatnya adalah makhluk hidup yang memiliki kepribadian yang tersusun
dari perpaduan dan saling berhubungan dan pengaruh mempengaruhi antara
unsur-unsur jasmani, dan rohani. Dan karna itu penderitaan dapat pula terjadi
pada tingkat jasmani dan rohani.
Jasmani
disebut juga sebagai tubuh, badan, jasad, materi, wadah, atau konkrit daripada
pribadi. Jasmani merupakan unsur yang hidup pada pribadi manusia.
Rohani,
sering disebut dengan istilah lain misalnya; jiwa, badan halus, dan mind.
Merupakan unsur yang tidak dapat ditangkap oleh panca indra manusia. Dalam
kehidupan sehari-hari rohani menjiwai, mendasari, dan memimpin unsur-unsur
pribadi manusia. Rohani memiliki alat dan kemampuan. Alat dan kemampuan itu
adalah :
1.
Nafsu
2.
Perasaan
3.
Pikiran
4.
Kemauan
2. Dorongan Memenuhi Kebutuhan Sebagai
Sumber Penderitaan
Untuk
mempertahankan keberadaan serta kehidupannya, manusia dituntut untuk memenuhi
kebutuhannya, baik kebutuhan fisik, psikis, maupun kebutuhan sosial.
7. Upaya Menghindari Dari Penderitaan
Menurut Hujibers (1986)
Hidup obyektif
mempunyai peranan penting dalam menentukan tujuan hidup, dalam mengejarnya,
dalam menghayatinya.
Perkembangan hidup
manusia terjalin dengan eratnya dengan hidup emosionalnya. Bila hidup
emosionalnya baik, kemungkinan besar hidupnya sebagai keseluruhan akan baik
juga. Dalam proses pembentukan kepribadian faktor enkulturasi dan sosialisasi
memegang peranan yang penting. Manusia sejak lahir harus mempelajari cara-cara
bagaimana supaya ia dapat mengatasi berbagai soal yang dihadapi.
BAB
VI
MANUSIA
DAN KEADILAN
1.
Makna Keadilan
Keadilan ialah pengakuan dan
perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.Jika kita mengakui hak hidup
kita,maka kita wajib mempertahankan hak hidup tersebut dengan bekerja keras
tanpa merugikan orang lain.Mengapa? Karena hal ini disebabkan bahwa orang
lainpun mempunyai hak hidup seperti kita.Jika kita bisa mengakui hak hidup
orang lain,kita wajib memberikan kesematan kepada orang lain itu untuk
mempertahankan hak hidup kita sendiri.Jadi keadilan pada pokoknya terletak pada
keseimbangan atau kerhamonisan antara menuntut hak dan menjalankan kewajiban
(Drs.Suyadi M.P.1986).Keadilan itu sendiri tak pernah berubah makna dan
prinsipnya,yang berubah hanyalah bagaimana cara seseorang
menafsirkannya,sehingga berubah pulalah cara pelaksanaanya.Hal ini disebabkan
oleh adanya tingkah laku manusia yang berbeda.Karakteristik manusia yang
berbeda-beda ini turut mempengaruhi ujud keadilan.karena tidak adanya
keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Khong Hu Tsu,seorang filosofi Cina
menuturkan tentang keadilan dan berpendapat sebagai berikut : “Bila anak
sebagai anak,bila ayah sebagai ayah,bila raja sebagai raja,masing-masing telah
melaksanakan kewajibannya,maka itulah keadilan.”Agaknya menyadari akan peranan
masing-masing dari suatu fungsi merupakan suatu keharusan bagi tercapainya suau
keadilan.
Aristoteles mengatakaan bahwa
keadilan adalah suatu kelayakan dalam tindakan manusia.Kelayakan di sini
diartikan sebagai titik tengah di antara kedua ujung ekstrim yang terlalu kanan
dan terlalu kiri atau terlalu banyak dan terlalu sedikit dari kedua ujung
ekstrim tersebut,baik yang menyakut dua orang maupun dua benda.
Kemudian Plato menganggap bahwa
keadilan itu merupakan kewajiban tertinggi dalam kehidupan Negara yang
baik,sedangkan orang yang adil adalah orang yang mampu mengendalikan
diri,perasaanya dikendalikan oleh akal sehat.Agar lengkap pengertian kita
tentang adil menurut “Ensiklopedi Indonesia”.
Adil :
ü Tidak
berat sebelah ataupun tidak memihak kesalah satu pihak.
ü Mmeberikan
sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya.
ü Mengetahui
hak dan kewajiban,mengerti mana yang benar dan mana yang salah,bertindak jujur
dan tepat menurut peraturan atau syarat dan rukun yang telah di tetapkan.Tidak
sewenang-wenang dan tidak maksiay atau berbuat dosa.
ü Orang
yang berbuat adil,kebalikan dari fasiq.Adil adalah sendi pokok di dalam soal
hokum.Adil tidak hanya idaman manusia,tetapi juga diperintahkan oleh Tuhan” Dan
jika kamu memutuskan perkara,hukumlah antara mereka dengan adil,sesungguhnya
Allah cinta kepada orang-orang yang berbuat adil’’ (Qs. Al-Maidah
;42).”Putuslah perkara mereka menurut apa yang telah Allah turunkan dan
janganlah kamu turuti hawa nafsu mereka’’ (Qs-Al-Maidah:49).
Ditinjau dari bentuk
ataupun sifat-sifatnya,keadilan dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis :
1.
Keadilan legal atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan
hokum merupakan sustansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga
kesatuanya.Pendapat Pluto itu disebut keadilan moral,sedangkan Sunoto
menyebutkan keadilan legal.Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian
untuk member i tempat yang selaras kepada bagian yang membentuk suatu
masyarakat.Keadilan terwujud dalam masyarakat bila mana setiap anggota
melakukan fungsinya secara baik menurut kemampuannya.Fungsi penguasa ialah
mebagi-bagikan fungsi-fungsi dalam Negara kepada masing-masing orang sesuai
dengan asas keserasian itu.setiap orang tidak mencampuri tugas dan urusan yang
tidak cocok baginya.
2.
Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa
keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama
dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan secara tidak sama.
3.
Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara
ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.Bagi aristoteles pengertian
keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat.semua
tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak
atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat (Suyadi 1986).
Keadilan dan ketidakadilan tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena dalam hidupnya manusia
menghadapi keadilan/ketidakadilan setiap hari.Oleh sebab itu,keadilan dan
ketidakadilan menimbulkan daya kreatifitas manusia.Banyak hasil seni lahir dari
Imajinasi ketidakadilan,seperti seni drama,seni
puisi,novel,music,film,filsafat, dan lain-lain.
Ada berbagai macam keadilan dalam masyarakat,keadilan legal,keadilan
distribusi,dan keadilan komutatif.Pada hakikatnya keadilan-keadilan tercipta
mewujudkan masyarakat yang adil,sejahtera dan sentosa.
2.
Kejujuran dan Kebenaran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang
dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakannya sesuai
dengan kenyataan yang ada.Sedangkan kenyataan yang ada itu adalah kenyataan
yang benar-benar ada.Barang siapa bertindak sesuai dengan kenyataan artinya
orang itu berbuat benar,maka sungguh dapat sempurna.(Suyadi.1986).
Kebenaran atau benar dalam arti moral
berarti tidak palsu,tidak munafik,yakni bila perkataanya sesuai dengan
keyakinan batinnya atau hatinya.Demikianlah kebenaran dan kejujuran yang
dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi adalah kesadaran tentang akan sama
hak dan kewajiban,serta rasa takut terhadap perbuatan salah atau dosa.Kesadaran
moral adalah kesadaran tentang diri sendiri,kesadaran melihat dirinya sendiri
berhadapan dengan pilihan hal yang baik dan buruk,yang halal maupun yang haram
atau yang boleh dan tidak boleh dilakukan meskipun dapat dilakukan.Kejujuran
dan kebenaran merupakan landasan untuk keadilan.
Untuk mempertahankan kejujuran,berbagai
cara dan sikap perlu dipupuk.Namun,demi sopan santun dan pendidikan,orang
diperbolehkan berkata tidak jujur sampai pada batas-batas yang dapat
dibenarkan.
3.
Kecurangan
Curang atau kecurangan artinya apa yang
dikatakan tidak sesuai dengan hati nuraninya.Atau,orang itumemang dari hatinya
sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan
usaha.Bermacam-macan sebab orang melakukan kecurangan.Ditinjau dari hubungan
manusia dengan alam sekitarnya,ada empat aspek yakni aspek ekonomi,aspek
kebudayaan,aspek peradaban dan aspek teknik.Apabila keempat aspek tersebut
dilaksanakan secara wajar maka segalanya akan berjalan sesuai dengan
norma-norma moral atau norma hokum.Akan tetapi,apabila manusia dalam hatinya
telah digerogoti jiwa tamak,iri,dengki,maka manusia akan melakukan perbuatan
yang melanggar norma tersebut dan terjadilah kecurangan.Kecurangaan banyak
menimbulkan daya kreatifitas bagi seniman,Oleh karena itu,banyak hasil seni
yang lahir dari imajinasi kecurangan.Hasil seni itu,antara lain seni tari
(sendratari),seni sastra(novel,roman,cerpen),drama,film,filsafat dan lain-lain.
4.
Pemulihan Nama Baik
Nama baik merupakan salah satu
tujuan utama orang hidup.Nama baik adalah nama yang tidak tercela,Setiap orang
menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik.Penjagaan nama baik erat
hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan.Atau,boleh dikatakan nama baik
atau tidak baik itu adalah tingkah laku atau perbuatannya.Yang dimaksud dengan
tingkah laku atau perbuatan itu antara lain cara berbahasa,cara bargaul,sopan-santun,disiplin
pribadi cara menghadapi orang,perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan
sebagainya.
Tingkah
laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakikatnya sesuai
dengan kodrat manusia,yaitu:
·
Manusia menurut sifat dasarnya adalah
makhluk moral
·
Ada aturan-aturan yang berdiri
sendiri yang harus di patuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai
pelaku moral tersebut.
Pada hakikatnya,pemulihan nama baik
adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya ; bahwa apa yang diperbuatnya
tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai akhlak.
5.
Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas
perbuatan orang lain.Reaksi ini dapat berupa perbuatan yang serupa,perbuatan
yang seimbang,tingkah laku yang serupa,tingkah laku yang seimbang.
Pembalasan disebabkan oleh adanya
pergaulan.Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat.Sebaliknya
pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat
pula.Pembalasan itu ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat
negative.Pembalasan yang bersifat positif ialah pembalasan yang dilakukan atas
dasar salting menjaga dan menghargai hak dan kewajiban masing-masing.Oleh
karena itu tiap manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar,maka
manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu.Mempertahankan hak dan
kewajiban itu adalah pembalasan.
BAB
VII
MANUSIA DAN
TANGGUNG JAWAB
1.
Manusia
dan Tanggung Jawab
Kesanggupan
seseorang terhadap suatu tugas wajib disebut kewajiban. Tidak mempunyai
kewajiban, tidak dapat disamakan dengan tidak mempunyai tanggung jawab, sebab
memang tidak ada kewajiban atau tugas yang harus dikerjakan. Di dalam ajaran
Islam dikenal adanya tugas-tugas yang bersifat wajib (fardhu) dan bersifat
sunnah. Dari fardhu inilah nampaknya, kemudian berkembang nilai-nilai tanggung
jawab di kalangan masyarakat luas. Kewajiban lahir karena adanya (a) hubungan
antara manusia dengan manusia lain, (b) hubungan antara manusia dengan
Tuhannya, dan dari dalam bentuk dan kadar yang berbeda antara satu dengan
lainnya.
Dalam
hubungannya dengan tanggung jawab, Prof. Drijarkara mengatakan, bahwa manusia
itu mempunyai hukum kodrat. Agar ia menjadi manusia yang baik, ia harus
memiliki sikap dasar, seperti selalu siap sedia untuk berbuat kebaikan. Sikap
dasar tersebut mempunyai banyak aspek. Salah satu aspek itu ialah tanggung
jawab. Bila dihubungkan dengan kewajiban, menurut beliau, rasa tanggung jawab
itu dapat berupa siap sedia untuk melakukan kewajiban.
Dipandang
dari segi kemerdekaan individu, maka tanggung awab berarti sikap atau pendirian
yang menyebabkan seseorang menetapkan, bahwa ia hanya akan menggunakan
kemerdekaannya untuk melaksanakan perbuatan yang susila. Sikap itu ditetapkan,
karena manusia sadar dan mengerti akan tuntutan kodratnya. Itulah aspek
intelektif dari tanggung jawab.
2.
Makna
Tanggung Jawab
Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Menurut sifat dasarnya manusia adalah
makhluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang
pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, dengan itu
manusia berbuat atau bertindak. Dalam hal ini manusia tak luput dari kesalahan,
kekeliruan, baik yang disengaja ataupun tidak.
a.
Tanggung
Jawab Kepada Keluarga
Keluarga
adalah suami, istri, ayah, ibu, dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi
anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada
keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung
jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
b.
Tanggung
Jawab Kepada Masyarakat
Manusia
adalah makhluk pribadi, karena itu manusia mempunyai tanggung jawab secara
pribadi atas segala perbuatannya. Tetapi karena manusia juga makhluk sosial
maka seringkali perbuatan itu menyangkut masyarakat, sehingga manusia pun harus
bertanggung jawab kepada masyarakat.
c.
Tanggung
Jawab Kepada Bangsa/Negara
Tak dapat
dielakkan, bahwa manusia adalah warga negara suatu negara. Karena itu manusia
mempunyai kewajiban terhadap negara. Bila manusia melalaikan kewajibannya,
sudah tentu ia harus bertanggung jawab kepada negara.
d.
Tanggung
Jawab Kepada Tuhan
Manusia
ada bukan kdengan sendirinya, tetapi merupakan ciptaan Tuhan. Karena itu
manusia berkewajiban terhadap Tuhan. Kelalaian akan kewajibannya terhadap
Tuhan, harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan.
3.
Makna
Pengabdian
Pengabdian
adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai
perwujudan kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau
suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian pada dasarnya adalah
rasa tanggung jawab.
a.
Pengabdian
Kepada Keluarga
Pada
hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini didasarkan atas
cinta dan kasih sayang. Kasih sayang ini mengandung pengertian pengabdian dan
pengorbanan. Tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian. Bila ada ‘kasih sayang
tidak disertai pengabdian, berarti kasih sayang itu palsu atau semu’.
b.
Pengabdian
Kepada Masyarakat
Manusia
tidak dapat hidup tanpa orang lain, karena tiap-tiap orang saling
membutuhkan. Bila seseorang yang hidup
di masyarakat tidak mau memasyarakatkan diri dan selalu mengasingkan diri, maka
apabila mempunyai kesulitan yang luar biasa, ia akan ditertawakan oleh
masyarakat.
c.
Pengabdian
Kepada Negara
Seseorang
wajib mencintai bangsa dan negaranya. Mencintai itu biasanya diwujudkan dalam
bentuk pengabdian.
d.
Pengabdian
Kepada Tuhan
Manusia
wajib mengabdi kepada Tuhan, pengabdian berarti penyarahan diri sepenuhnya
kepada Tuhan.
4.
Makna
Kesadaran
Kesadaran
adalah hati yang telah terbuka atau pikiran yang telah terbuka tentang apa yang
telah dikerjakan. Dalam berbuat kadang-kadang orang hanya melanggar satu norma, kadang-kadang sekaligus
melanggar dua tiga norma, bahkan ada yang langsung melanggar tiga norma.
Kesadaran moral amat penting untuk diperhatikan orang, karena pelanggaran moral
dapat berakibat merusak nama. Oleh ini tidak berarti bahwa kesadaran yang lain
tidak penting. Semua kesadaran penting, karena ketidaksadaran adalah salah satu
hal yang dapat menggoncangkan atau sekurang-kurangnya membuat kepincangan dalam
hidup.
5.
Makna
Pengorbanan
Pengorbanan
ialah pemberian secara ikhlas yang berupa pikiran, pendapat, harta, waktu,
tenaga, bahkan mungkin nyawa, demi cinta, kesetiaan, ikatan sesuatu, kebenaran,
dan mungkin juga kesetiakawanan.
a.
Pengorbanan
Kepada Keluarga
Kasih sayang memerlukan pengorbanan. Tanpa pengorbanan tidak ada kasih
sayang atau tidak ada cinta.
b.
Pengorbanan
Kepada Masyarakat
Manusia merasa terikat dengan masyarakatnya. Karena itu, demi
pengabdiannya kepada masyarakat ia tidak bebas dari pengorbanan.
c.
Pengorbanan
Kepada Bangsa dan Negara
Warga negara mempunyai kewajiban antara lain membela negara. Pembelaan
itulah disebut pengorbanan.
d.
Pengorbanan
Karena Kebenaran
Ada pribahasa “berani karena
benar, takut karena salah”. Demi kebenaran orang tidak takut menghadapi apapun.
e.
Pengorbanan
Kepada Agama
Sudah
sewajibnya manusia manusia berkorban
demi cintanya kepada agama dan juga kepada Penciptanya. Agama pada hakikatnya
adalah kebenaran.
BAB
VIII
MANUSIA
DAN PANDANGAN HIDUP
Ø Pandangan hidup dan
ideologi
Ideologi menurut
William(1959) mengandung dua hal yaitu: (1) unsur unsur filsafat yang digunakan
atau unsur yang digunakan sebagai dasar suatu kegiatan,dan (2) pembenaran intelektual
untuk seperangkat norma-norma. Munandar Sulaiman (1987:76) menyimpulkan
pendapat Lenski (1974) yang menyatakan bahwa ideologi merupakan komponen dasar
terakhir dari sistem sistem sosiobudaya.Bagi masyarakat ideologi tersusun dari
tiga unsur,yaitu:
1.
Pandangan hidup
2.
Nilai-nilai, dan
3.
Norma-norma
Masyarakat modern
dalam berbagai hal telah menciptakan adanya konflik pandangan-pandangan untuk
pengabdian dirinya. Sebagai contoh, masyarakat industri berpandangan hidup
bukan merupakan sumber integrasi seperti masyarakat lama tetapi cenderung
melaksanakan reideologi, dan retradisionalisasi.
Pandangan hidup
cenderung diikat oleh nilai-nilai sehingga berfungsi sebagai pelengkap
nilai-nilai dalam pembuatan pembenaran atau rasionalisasi nilai nilai.
Pandangan hidup memberi semangat pada nilai nilai. Norma berbeda dengan nilai
karena digunakan untuk hampir seluruh aturan khusus, sebaliknya nilai digunakan
untuk pengertian umum. Norma berlaku untuk menentukan perilaku perintah, atau
larangan untuk suatu kewajiban dari peranan spesifik dalam suatu spesifik
pula.Dengan demikian ideologi lebih luas daripada pandangan hidup.Ideologi
tidak digunakan untuk hubungan individu tetapiuntuk hal yang lebih luas,
seperti ideologi negara, masyarakat atau kelompok tertentu.Ideologi sebagai
pedoman hidup nerupakan cita-cita yang ingin dicapai banyak individu di dalam
masyarakat. Lahirnya suatu masyarakat atau golongan tertentu dari
masyarakat.Pandangan hidup suatu bangsa adalah suatu kristalisasi dari nilai
nilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan
menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya. Karena itulah dalam
mewujudkan pembangunan misalnya, kita tidak dapat begitu saja mencontoh atau
meniru model yang dilaksanakan oleh bangsa lain, tanpa menyesuaikannya dengan
pandangan hidup dan kebutuhan kita sendiri.Suatu corak pembangunan yang barang
kali baik dan memuaskan bagi suatu bangsa belum tentu baik dan memuaskan bagi
bangsa lain. Karena itulah pandangan hidup suatu bangsa merupakan masalah yang
sangat asasi bagi kekokohan dan kelas tarian suatu bangsa.
Pancasila bagi kita
merupakan pandangan hidup, kesadaran dan
cita-cita moral yang meliputi kejiwaan dan watak yang sama yang sudah beurat
berakar di dalam kebudayaan bangsa Indonesia. Ialah suatu kebudayaan yang
mengajarkan bahwa hidup manusia akan mencapai kebahagiaan jiwa dapat
dikembangkan keselarasan dan keseimbangan, baik dalam manusia sebagai pribadi,
dalam hubungan manusia dengan masyarakat, dalam hubungan manusia dengan alam,
dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah
dan kebahagiaan rohaniah. Karena itu Pancasila merupakan pandangan hidup yang
berakar dalm kepribadian bangsa,maka ia diterima sebagai dasar negara yang
mengatur ketatanegaraan. Pancasila juga merupakan dasar negara yang mampu
mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.
Jadi,fungsi
pandangan hidup adalah sebagai pegangan dan pedoman bagaimana cara memecahkan
masalah kehidupan bangsa yang makin maju
agar kokoh lestari dan bahagia.
Ø Makna cita-cita
Cita adalah hati;
cita cita adalah suatu keinginan yang terkandung di dalam hati. Karena itu cita
cita berarti angan angan, keinginan, harapan, atau tujuan. Cita cita tak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia, karena tanpa cita cita berarti manusia tanpa
dinamika. Tak ada dinamika berarti tak ada kemajuan dan hidup asal hidup saja,
statis.Keinginan ada yang baik dan ada yang buruk. Keinginan yang baik bersifat
luhur. Keinginan itu dicapai dengan tidak merugikan orang lain.
Ada tiga kategori
keadaan hatiseseorang; keras, lunak, dan lemah.Orang yang berhati keras, tak
berhenti berusaha sebelum cita citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan
rintangan, tantangan dan segala kesulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati
keras biasanya mencapai hasil yang gemilangdan sukses hidupnya.Orang yang
berhati lunak dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita cita itu. Karena itu
biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita citanya. Orang yang berhati
lemah mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan
cepat cepat ia berganti haluan, berganti keinginan. Cita cita, keinginan,
harapan, banyak menimbulkan daya kreatifitas para seniman. Banyak hasil seni
seperti drama, novel, film, musik, tari, filsafat, yang lahir dari kandungan
cita cita, keinginan, harapan dan tujuan.
Ø Makna kebajikan
Kebajikan atau
kebaikan adalah perbuatan yang mendatangkan kebaikan pda hakikatnya sama dengan
perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma norma agama dan
etika.manusia berbuat baik, makhluk bermoral, atas dorongan suara hatinya
manusia cenderung berbuat baik.
Manusia adalah
seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu
terpisah bila manusia meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai
pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita cita
sendiri, dan sebagainya. Justru karena itu, karena mementingkan diri sendiri
sering kali manusia tidak mengenal kebajikan. Manusia merupakan makhluk sosial;
manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong,
saling menghargai sesama anggota masyarakat, saling merugikan dan sebagainya.
Manusia sebagai makhluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat berkembang karena
Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi dengan kemampuan jasmani dan rohani, juga
fasilitas alam sekitar seperti tanah, air, tumbuhan dan sebagainya.
Untuk melihat apa
itu kebajikan,kita harus melihat dari tiga segi,yaitu manusia sebagai pribadi,
manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan. Manusia
sebagai pribadi dapat menentukan baik buruk, yang menentukannya adalah suara
hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik
atau tidak. Jadi suara itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati
sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia seringkali tidak mau
mendengarkan. Demikian pula suara hati masyarakat,yang menentukan baik buruknya
adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum
tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai anggota masyarakat manusia
tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatannya.
Sebagai makhluk Tuhan, manusiapun harus
mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat
baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan
baik-buruk harus kita dengar pula suara Tuhan atau kehendak Tuhan. Kehendak
Tuhan berbentuk hukum agama atau hukum Tuhan. Kesimpulannya, kenajikan adalah
perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum
Tuhan. Kebajikan berarti berlaku sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku
baik, ramah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang
melihatnya.
Ø Makna Sikap Hidup
Sikap hidup adalah perasaan hati dalam menghadapi
hidup ini. Sikap itu bisa positif, bisa negatif, bisa apatis, atau sikap
optimis atau pesimis bergantung pada pribadi orang itu dan juga lingkungannya.
Setiap manusia mempunyai kadar sikap. Kadar sikap yang dimiliki manusia satu
sama lain tidak sama. Sikap orang dapat berubah karena situasi dan kondisi
lingkungan. Dalam menghadapi kehidupan, yang berarti manusia menghadapi manusia
lain atau menghadapi kelompok manusia ada bebrapa sikap etis dan sikap non
etis. Sikap etis ini disebut sikap positif, sedangkan sikap non etis adalah
sikap negatif.Ada tujuh sikap etis yaitu; sikap lincah, sikap tenang, sikap
halus, sikap berani, sikap arif, sikap rendah hati dan sikap bangga. Sikap non
etis atau sikap negatif. Sikap non etis atau negatif ialah; sikap kau, sikap
gugup, sikap kasar, sikap takut, sikap angkuh dan sikap rendah diri. Sikap
sikap itu harus dijauhkan dari diri pribadi, karena sangat merugikan bagi diri
sendiri maupun kemajuan bangsa. Selain dari itu ada sikap dalam menghadapi
keluarga. Sikap menghadapi saudara tua/muda, dan menghadapi orang yang berada
dirumah kita.
Dalam rangka menciptakan keadilan sosial bagi
bangsa Indonesia, yang pada hakikatnya menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran
bagi seluruh rakyat Indonesia, pemerintah berusaha menanamkan sikap sikap
positif bagi bangsa Indonesia. Sikap sikap itu antara lain; sikap suka bekerja
keras, sikap gotong royong, menjaga hak dan kewajiban, sikap suka menolong, dan
sikap menghargai pendapat orang lain.
Ø Manusia dan
Pandangan Hidup
Pandangan hidup dapat merupakan keseluruhan garis
dan kecenderungan jalan jalan dan nilai nilai yang akan dicapai untuk landasan
semua dimensi kehidupannya. Dari pandangan hidup ini terpancar perbuatan, kata
kata dan tingkah laku dan cita cita, sikap, dorongan atau tujuan yang akan
dicapai.Contoh dari pandangan hidup manusia adalah:
a.
Hidup bahagia, sejahtera
b.
Hidup sejahtera penuh kebahagiaan dan
cinta kasih
c.
Hidup panjang umur untuk sanak
kerabat dan dirinya serta bahagia,penuh cinta kasih.
Setiap orang harus dapat menerapkan nilai nilai
Pancasila dalam kehidupannya sebagai pandangan hidup semua warga negara
Indonesia. Meski bagaimanapun juga pandangan hidup mempunyai jangkauan
terpanjang yang ering disebut; yang menuju ke keabadian hidup akan dicari dan
digunakan sebagai landasan dalam melaksanakan hidup di dunia baik secara
perorangan maupun secara kelompok.
BAB
IX
MANUSIA
DAN KEGELISAHAN
1. Kegelisahan dan Sumber-sumbernya
Pada prinsipnya
manusia merupakan makhluk yang diarahkan oleh motivasi dan cita-citanya .
Tetapi tujuan itu sering sulit atau bahkan kecil kemungkinan untuk dicapai .
Kegelisahan disini diartikan suatu kondisi dimana orang menghadapi halangan
atau rintangan tersebut .
Banyak orang
berfikir bahwa kegelisahanmerupakan keadaan yg tak “diinginkan” . Tetapi para
ahli jiwa berpikir bahwa kegelisahan merupakan kondisi hidup amnusia, atau
sebagai “kawan akrab” yang memberi stimulus kepada tingkah laku manusia .
a.) Kegelisahan
dan kompleksitas manusia
Motif-motif
perbuatan yang mendorong dan mengarahkan tingkah laku tidak timbul dan dapat
mencapai pemuasan dengan cara yangs ederhana . Sebaliknya motif-motif itu
terjadi dalam keadaan ruwet, bahkan kadang-kadang penuh kekacauan . Motif yang
berbeda-beda bersaing satu sama lain, dan pemuasan terhadap motif pertama akan
disusul dengan datangnya motif yang lain .
Bertumpuknya
pola-pola motif kehidupan manusia mengajarkan kepada manusia bahwa tidak semua
motif dapat dipuaskan, tetapi ada juga yang memerlukan kesabaran untuk menundanya,
dan bahkan bila perlu motif itu ditinggalkan . Bila tidak akan menghasilkan
kegelisahan .
b.) Kegelisahan
dan kondisi lingkungan
Pemuasan
yang menyeluruh pada suatu motif juga hampir tidak mungkin sebab tujuan motif
itu hanya bisa dicapai menyeluruh jika sesuai dengan apa yang tersedia
dilingkungan kita . Pada lingkungan tertentu makanan mungkin tak tersedia untuk
memuaskan lapar, karena orang itu tidak mampu membelinya, atau kawan-kawan
orang itu tidak memerhatikannya atau mengaguminya yang dapat digunakan untuk
memuaskan keinginannya akan status, keakraban, cinta, dan sebagainya .
Hal
di atas mengajarkan bahwa beberapa motif lebih penting darin lainnya karena
cukup sulit untuk dicapai atau motif itu berlangsung dalam waktu yang cukup
lama . Jika anda perhatikan kawan-kawan anda dalam waktu 24 jam, maka hanya
sedikit waktu saja yang mereka habiskan untuk makan dan minum, waktu jaga
mereka habiskan untuk mencapai tujuan lebih jauh dari hanya kebutuhab makan dan
minum . Walaupun semua orang tahu mereka itu dapat bekerja dan berkarya karena
makanan dan minuman .
Hal
ini telah terlihat baik dalam studi naturalistik, maupun eksperimanetal .
c.)
Kegelisahan dan ketidakmampuan
penyesuaian bertindak
Alasan
ketiga terjadinya kegelisahan yang tak terelakkan ialah kenyataan bahwa
pencapaian tujun tergantung pada keefektifan dalam penyesuaian; hasil hanya
dapat dicapai jika seseorang mempunyai kebiasaan yang sesuai untuk memanipulasi
lingkungan . Jika tidak demikian akan serupa dengan seseorang ingin menjadi
seorang Maradonna tetapi mempunyai kaki bengkok . Beruntunglah binatang seperti
burung dan lebah, misalnya mereka mempunyai alat yang terbangun dalam sistem
syarafnya sehingga ,ereka tak perlu menyesuaikan diri .
Manusia
hanya berhasil jika ia mempergunakan reorganisasi pengalamannya dalam
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan . Faktor inteligensi, fisik, dan
pengalaman menyediakan kebiasaan bertindak sehingga manusia tidak dapat
mencapai tujuannya . Karena manusia tidak sempurna dalam ketiga hal itu, maka
semua orang dapat mencapai semua motifnya denan penuh karena kekurangan mereka
masing-masing .
d.) Keadaan
fisik
Keadaan
fisik merupakan faktor yang utama sebagai kegelisahan manusia . Sejak bayi
lahir ia selalu menghadapi kenyataan bahwa ia selalu terhalang keinginannya
karena sebab-sebab fisik . Ia menjadi sangat tergantung pada
orang lain . Karena masa ketidakberdayaan itu cukup lama, kegelisahan
sudah merupakan kawan intim dari manusia sejak lahir . Pengalaman yang didapat
bayi dalam menghadapi kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan ini akan
berpengaruh pada masa selanjutnya, baik pada level sadar maupun tidak sadar .
e.)
Lingkungan sosial
Sementara manusia dapat mengurangi
sumber kegelisahan yang pertama, ia tidak dapat melakukan itu pada sebab yang
kedua ini . Sumber kegelisahan manusia ikut berubah sebagaimana pembangunan
teknologi dan ilmu manusia itu sendiri .
Manusia satu dengan lainnya selalu tergantung satu sama lainnya, sehingga jika
orang satu dengan lainnya tidak dapat saling member seperti yang diharapkan
maka hal ini akan menjadi sumber kegelisahan .
f.)
Motif yang bertentangan
Sumber kegelisahan yang paling rumit
ialah pertentangan antara dua motif atau lebih . Hakikat dari konflik antar
motif ini ialah bahwa seorang individu tak dapat mencapai tujuannya tanpa harus
mengorbankan motif lainnya yang ia miliki .
Kadang-kadang motif ini muncul karena
keterbatasan jumlah keinginan yang dapat dicapai pada suatu saat, sebab
motif-motif dapat muncul secara bersamaan membutuhkan cara-cara yang berbeda
untuk mencapainya . Konflik yang lebih rumit lagi terjadi jika pencapain suatu
motif harus mengorbankan motif lainnya . Kegelisahan ini akan berlangsung lama
dan bukan hanya sementara saja .
Konflik yang lebih sulit lagi
jikapemuasan terhadap salah satu motif malah menguatkan motif yang bertentangan
. Konflik keinginan yang menimbulkan kegelisahan hidup manusia adalah hal yang
tak terhindarkan .
Ringkasan konflik oleh Kurt Lewin (1935) ;
¤ Approach-approach Conflict : Konflik
ini terjadi bila individu menghadapi dua motif yang sangat menarik .
¤ Avoidance-avoidance Conflict ;
Konflik jenis ini individu dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama tidak
member kepuasan baginya .
¤ Approach avoidance Conflict ;
Konflik ini disebabkan oleh pilihan yang tersedia mengandung dua hal
bertentangan dengan keinginannya, tetapi sekaligus menyenangkannya .
2. Makna Kegelisahan
Kegelisahan
berasal dari kata gelisah . Gelisah artinya rasa tidak tentram di hati atau
merasa selalu khawatir, cemas, dan sebagainya . Kegelisahan artinya perasaan
gelisah, khawatir, cemas atau takut dan jijik .
Alan
mendasar mengapa manusia gelisah ialah karena manusia memiliki hati dan
perasaan . Bentuk kegelisahannya berupa keterasingan, kesepian, dan
ketidakpastian .
Perasaan
cemas menurut Sigmund Freud ;
¤ Kecemasan obyektif : Kegeliasahan
ini mirip dengan kegelisahan terapan, seperti anaknya yang belum pulang .
¤ Kecemasan neurotik : Hal ini timbul
akibat pengamatan tentang bahaya dari naluri . Kecemasan ini dibagi menjadi
tiga,yaitu ;
●
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan
●
Rasa takut irrasional atau phobia
●
Rasa takut lain ialah rasa gugup dan sebagainya
¤ Kecemasan moral : Hal ini muncul
dari emosi diri sendiri seperti
perasaan iri, dengki . Setiap orang memiliki emosi dan
emosi penting bagi kemajuan . Namun emosi, yang tidak terbendung akan
menyebabkan perasaan-perasan cemas, gelisah dan perasaan negative lainnya yang
sangat sukar diberantas . Perasaan itu
sedemikian hebatnya, sehingga dapat mendesak dan mengusir pikiran-pikiran
tenang, tentram, dan damai .
a.) Sebab-sebab
orang gelisah
Sebab-sebab
orang gelisah adalah karena pada haikikatnya orang takut kehilangan hak-haknya
.
b.) Usaha-usaha
mengatasi kegelisahan
Pertama-tama
harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang . Dengan
sikap tenang kita dapat berpikir tenang dan segala kesulitan dapat kita atasi
.
3. Makna Keterasingan
Keterasingan
berasal dari kata terasing, adalah dari kata dasar asing . Terasing berarti
hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil, atau
terpisahkan dari yang lain .
a.) Sebab-sebab
keterasingan
¤
Perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat
¤
Sikap rendah diri
● Keterasingan karena
cacat fisik
● Keterasingan karena
social ekonomi
● Keterasingan karena
rendah pendidikan
● Keterasingan karena
perbuatannya
b.) Usaha-usaha untuk mengatasi keterasingan
Untuk
mengatasi keterasingan perlu kesadaran yang tinggi . Orang yang bersikap
disadarkan, karena apa yang mereka lakukan dianggapnya sudah benar semua .
4. Makna Kesepian
Kesepian
berasal dari kata sepi, artinya sunyi, lengan dan sebagainya . Kesepian adalah
keadaan sepia tau hal sepi .
a.) Sebab-sebab
terjadinya kesepian
Kesepian
itu akibat dari keterasingan dan keterasingan akibat sikap sombong, keras
kepala, dijauhi teman . Karena kawan menjauhi, orang yang bersikap sombong itu
dijauhi dan hidupnya terasing .
b.) Hidup
kesepian akibat takut kehilangan hak nama baik
Nama baik merupakan harapan setiap orang . Bahkan
orang tak takut mati demi menjaga nama baik . Meskipun sudah berhati-hati
mungkin juga orang masih berbuat salah,sehingga tercemar nama baiknya . Untuk
ini seringkali yang bersangkutan terpaksa hidup mengasingkan diri, akibatnya
kesepian .
5. Makna Ketidakpastian
Ketidakpastian
berasal dari kata tidak pasti yang artinya tidak menentu atau kemana tujuannya
tidak jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi .
a.) Sebab-sebab
terjadinya ketidakpastian
¤ Obsesi : gejala
neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus .
¤ Phobia : rasa
ketakutan yang tak terkendalikan kepada suatu hal tanpa diketahui sebabnya
¤ Kompulsi : adanya
keragu-raguan yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakan, sehingga ada
dorongan yang tak disadari untuk selalu melakukan hal yang serupa berulang kali
(neurose)
¤ Histeria : neurose jiwa yang disebabkan
tekanan mental, tidak mampu menguasai
diri, atau pengalaman pahit yang menekan
¤ Delusi
: menunjukan pikiran yang tidak beres, tidak dapat memakai akal sehat
Ada tiga macaam delusi, yaitu ;
●
Delusi persekusi : menganggap adanya keadaan yang jelek disekitarnya
● Delusi
keagungan : menganggap dirinya orang penting dan besar
● Delusi
meancholis : merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa
¤ Halusinasi : khayalan yang terjadi
tanparangsangan pancaindra
¤ Keadaan emosi : dalam keadaan
tertentu seseorang sangat terpengaruh oleh emosinya
Bab X
Manusia dan Harapan
1. Berbagai
Contoh dalam kehidupan
Mengenai harapan-harapan yang ada pada manusia, dapat
dicerminkan dari seorang Pahlawan Nasional yaitu Muhammad Husni Thamrin”.
Menurut Anhar Ganggang dalam bukunya yang berjudul “Muhammad Husni Thamrin”.
Tokoh tersebut ketika masik kanak-kanak diharapkan oleh ibunya agar kelak
memperoleh kepandaian untuk dapat memikirkan kehidupn bersama di sekelilingnya.
Setelah Beliau selesai menempuh pelajaran di lembaga
pendidikan tingkat SD dan SMP, dan beliau meneruskannya ke tingkat SMA tetapi
tidak tamat. Pemuda kelahiran 16 februari 1894 itu kemudian berkerja sebagai
pegawai pamong praja di Batavia. Beliau tidak lama kerja di sana dan pindah di
perusahaan perkapalan milik belanda yang bernama KPM selama 10 tahun
(1914-1924). Selama di sana Beliau berkenalan dengan Van Der Zee, ia sering
mengajak Beliau untuk berdikusi mengenai masalah kemasyarakatan.
Dengan latar belakang pengalaman hidupnya sejak kecil yang
senantiasa bergaul dengan masyarakat, Beliau dapat menghayati penderitaan
masyarakat sebagai akibat penajajahan.
Dengan kata lain, Beliau sebagai suatu subjek menghayati adanya
penderitaan, dan karena itu dia mengembangkan harapan untuk menyelenyapkan
penderitaan tersebut.
Beberapa
ilutrasi mengenai penderitaan yang sekaligus disertai dengan harapan untuk
bebas dari penderitaan, adalah sebagai berikut :
a. Penderitaan
yang dialami oleh seorang ibu yang sudah saatnya bersalin
Pada
saat itu, yang diharapkan oleh seorang ibu saat bersalin adalah kelahiran
anaknya dalam keadaan hidup sehat, dapat melengking tangisan yang kuat.
b.
Penderitaan yang dialami oleh orang
yang sakit
Dengan
harapan agar ia dapat pulih sehat dan dapat hidup wajar sebagai mana layaknya
anggota masyarakat yang lain
c. Penderitaan
para pejuang kemerdekaan
Dengan
menerjunkan diri ke kancah pejuang untuk merebutkan kemerdekaan. Gerakkan bumi
hangus dan tindakkan yang lain adalah perbuatan yang menimbulkan penderitaan.
Tetapi para pejuang itu ikhlas bersemboyan “Merdeka atau mati!” di samping itu
berharap agar kemerdekaan yang diperjuangkannya dapat terwujud.
d. Penderitaan
yang dialami oleh pelajar/mahasiswa
Mereka
mempertaruhkan daya, tenaga, dan dana untuk mendapatkan nilai tambah bagi
kehadirannya dalam hidup bersama di dunia. Mereka berharap agar masa dewasanya
dicapaikannya kenikmatan yang lebih tinggi seperti kelulusan, mendapatkan
pekerjaan yang layak dll.
e.
Perjaka atau gadis yang memasuki
periode perkembangan jasmani dan rohani tertentu
Hampir semua aktifitas perjaka atau gadis itu diorientasikan
untuk menciptakan kebaikan suasana saat perjumpaan dwengan kekasihnya. Meskipun
dalam perjalanan untuk menciptakan suasana yang serba menyenangkan itu tidak
kecil kemungkinannya dijumpai hal yang menyakitkan yang menyebabkan timbulnya
penderitaan.
Penderitaan banyak dilukiskan dalam
pustaka susastra, keilmuan, novel, puisi, dll. Penderitaan adalah kenyataan,
sedangkan harapan adalah mengenai kejadian yang bakal datang. Upaya untuk
mengatasi harapan itu menimbulkan teori dan hipotesis dikarenakan dapat saling
berbeda dan bahkan bertentangan. Dari perbedaan itu dapat menciptakan
penderitaan yang luar biasa bagi sebagian umat manusia contoh pembunuhan di
kawasan Asia dan Afrika yang disebabkan oleh adanya kenyataan dan perilaku yang
digerakkan oleh teori dan hipotesis tantang “teknik” untuk mengatasi
penderitaan. Benturan ideology yang berakibat pembunuhan dan perusakan tidak
lain adalah ekses yang dikembangan oleh situasi yang menjadi kendala bagi
penerpan teori dan hipotesis dari seumlah pihak.
2. Nilai-nilai
Budaya sebagai Tolak Ukur Harapan
Di
dalam hasil budaya yang berupa hasil sastra dapat dihayati adanya kandungan
nilai budaya. Misalnya dalam hail sastra Jawa, nilai budayanya antara lain :
a.
Nilai
kejuangan dan semangat pengorbanan
Nilai kejuangan yang dijadikan tolak ukur dan yang selanjutnya
diharapkan agar dimiliki leh calon masyarakat antara lain kesetiaan,
kesungguhan, mengutamakan untuk mengabdi pada tugas, pemberian nilai kepada
setiap jenis pekerjaan, disiplin dan watak pejuang.
b.
Nilai
kerumahtanggan keluarga
Diharapkan berkembang di dalam setiap ialah dibentuk melalui
proses pernikahan menurut agama; hubungan suami istri berdasarkan cinta; jati
diri suami berdasarkan watak yang baik, benar dan mantap; jati diri istri
berdasarkan watak yang baik, benar dan mantap; hubungan antara anak dan orang
tua berdasarkan hak dan kewajiban; membina keluarga ke arah kehidupan yang
sejahtera dan bahagia.
c. Nilai
kemandirian pada wanita
Diharapkan dapat dimiliki oleh setiap individu wanita yang
bersifat kemampuan menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas, konsentrasi dan
tekun; hemat dan mampu merawat, cermat, pandai dalam memilih; tidak lengah
dalam mengatur pengelolahan rumah tangga; teguh dalam pendirian dan tidak
mengenal putus asa.
Nilai-nilai kejuangan, kerumahtanggan, dan kemandirian kaum
wanita yang diharapkan dalam kebudayaan, dari hasil sasta jawa diberi istilah :
ü Mantep, tenan, taberi
ü Patitis
ü Satuhu
ü Nasiti, ngati-ati, merak ati
ü Mawa denga lawan watara
ü Mantep suci ing albu
ü Den watak amba, den gedhe pengapurane
ü Basanira den manis arum
ü Wajib anggulang semedi lang enget kang
sampun sasi tuladha
ü Bobot, bebet bibit, warna, brana,
wibawa, pambeka
ü Sregep, pehel, tegen, wekel sebabagi
syarat untuk melestarikan rumah tangga
“Kudangan” ialah harapan yang terpendam
dalam hati orang tua mengenai masa depan sang anak seperti kelak menjadi
priyayi, kaya, orang pandai, dan shaleh. Kudangan pada dasarnya adalah
kristalisasi aspirasi seorang ayah atau ibu mengenai dua hal, yakni :
1.
Aspirasi
mengenai kemanusiaan yang diharapkan akan berkembang pada anaknya
2.
Aspirasi
mengenai tempat yang diharapkan akan dicapai oleh anaknya tadi dalam masyarakat
Oleh
karena itu, kudangan dirumuskan seseorang berdasarkan perbendaharaan nilai yang
hidup dalam dirinya, dan juga dari persepsinya mengenai kenyataan yang ada
dalam masyarakat. “kudungan Modern”
memperlihatkan mulai tertanamnya kesadaran pembangunan dalam masyarakat kita. Akan
tetapi inti proses pertumbuhan manusia pembangunan terletak pada keseluruhan
sifat-sifat pribadi yang dikembangkan secara sadar bersamaan dengan tumbuhnya
pengetahuan serta keterampilan.
3. Makna
Harapan
Harapan berasal dari kata harap, artinya keinginan supaya
sesuatu terjadi. Yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus harapan
berarti putus asa. Harapan artinya keinginan yang belum terwujud. Setiap orang
pasti mempunyai sebuah harapan.
Menurut kodratna dalam diri manusia ada dorongan, yakni
dorong kodrat dan doreong hidup. Dorongan kodrat ialah menangis, tertawa,
berfikir, berkata, bercinta, mempunyai keturunan dan sebagainya. Kebutuhan
hidup ialah kebutuhan jasmani dan rohani.
Dalam mencakupi kebutuhan itu, baik kebutuhan kodrat maupun
kebutuhan hidup manusia tidak dapat mencapai sendiri melainkan harus dengan
bantuan orang lain.
Sehubungan
dengan kebutuhan manusia, Abraham Maslow mengatagorikan kebutuhan manusia ada
lima macam yaitu :
a.
Harapan
untuk memperoleh kelangsungan hidup
b.
Harapan
untuk memperoleh keamanan
c.
Harapan
untuk memilih hak dan kewajiban untuk mencintai
d.
Harapan
memperoleh status atau unutk diterima atau diakui lingkungan
e.
Harapan
untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita
4. Makna
Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau
meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal yang berhubungan dengan
pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang bkan karena
hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima oleh orang lain. Pengetahuan
yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya disebut kepercayaan. Makin
besar kewibawaan yang memberi tahu mengenai pengetahuan itu makin besar
kepercayaannya.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap
diwahyukan, artinya diberitahukan oleh Tuhan langsung atau tidak langsung
kepada manusia. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar.
Kebenaran, menurut Peodjawiyatna dalam bukunya Etika
Filsafat Tingkah laku, merupakan cita-cita orang yang tahu atau antara lain
kebenaran merupakan kebenaran yang logis. Manusia mempunyai Bahasa sebagai alat
komunikasi yang terdiri dari kata-kata dan digabungan dalam bentuk kalimat,
dari kalimat itu dicetuskan suatu keputusan yang merupakan hasil tahu
Dapat pula dikatatakan, bahwa orang yang tahu itu sebenarnya
menyatakan sesuatu terhadap sesuatu. Maksudnya adalah orang sudah tahu suatu
benda terhadap dengan benda lainnya. Ada pula yang mengatakan, bahwa tahu
manusia dalam putusannya ialah tindakan mental manusia menghubungkan sesuatu
dengan sesuatu.
Persesuaian antara putusan dengan keyakinan yang mengatakan
disebut orang kebenaran etis. Cita-cita manusia adalah kebenaran yang logis.
Kebenaran logis disebut juga kebenaran objektif dan kebenaran etis disebut
kebenaran subyektif.
Jika tidak ada persesuaian antara putusan dan obyeknya yang
diketahui, maka ada 2 kemungkinan yaitu :
1.
Orang
yang mengutarakan putusan itu keliru
2.
Orang
yang mengutarakan putusan itu sengaja tanpa tahu itu realitas atau bukan
realitas
Berbagai
kepercayaan dan usaha meningkatkannya antara lain :
1. Kepercayaan
pada diri sendiri
Kepercayaan ini perlu di tanamkan dalam setiap pribadi
manusia. Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya
menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2. Kepercayaan
kepada orang lain
Percaya kepada orang lain dapat berupa percaya kepada
saudara, orang tua, guru atau siapa saja.kepercayaan kepada orang lain tentu
juga percaya kepada kata hatinya, berbuat sesuai kata hati atau terhadap
kebenarannya. Contohnya janji yang dipenuhi dan tidak dapat didengar orang
lain.
3. Kepercayaaan
kepada Pemerintah
Berdasarkan pandangan theokratis menurut buku Etika Filsafat
Tingkah laku karya Prof. Poedjawiyatna, Negara itu berasal dari tuhan. Tuhan
langsung memimpin dan memerintah bangsa manusia dan tuhan merupakan pemilik
kedaulatan sejati.
Pandangan demokratis adalah tidak menyamakan rakyat dengan
Negara, tetapi rakyat menjadi sumber kedaulatan sepenuhnya.
4. Kepercayaan
kepada tuhan
Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran.
Kepercayaan itu sangat penting karena merupakan tali kuat yang dapat
menghubungkan rasa manusia dengan tuhannya.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa
percaya kepada tuhannya. Usaha itu tergantung kepada pribadi, kondisi, situasi
dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
a.
Menigkatkan
ketawaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah kita,
b.
Meningkatkan
pengabdian kepada msyarakat,
c.
Meningkatkan
kecintaan kita kepada sesame manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan
sebagainya,
d.
Mengurangi
nafsu pengumpulan harta yang berlebihan,
e.
Menekan
perasaan negative seperti iri,dengki fitnah, dan sebagainya.
BAB
XI
PENDIDIKAN
KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP (PKLH)
1.Latar
belakang perlunya PKLH
Masalah lingkungan
hidup telah ada sejak dahulu adanya perpindahan penduduk (migrasi) dari suatu
tempat ke tempat lain sejak dulu kala ,merupakan bukti bahwa manusia telah
menyadari adanya kualitas yang kuran memadai lagi (Surhayono, 1988.1)
Jadi secara umum dikatakan bahwa
lingkungan hidup adalah sejumlah benda dan kondisi-kondisi yang ada dalam ruang
yang kita tempati dan berpengaruh kepada kehidupan kita termaksuk juga tingkah
laku manusia.
Sehubung
dengan itu muara dari PKLH ada kaitannya dengan upaya mengwujudkan
kesejahteraan manusia.
Infrormasi
1
Usainya
peperangan (perang dunia II) yang melibatkan hampir semua bangsa dan sebagian
muka bumi telah membawa efek demografis yang sangat pengaruhnya atas masalah-masalah baru yang
menyangkut lingkungan dan sumber-sumber hidup manusia.
Informasi
2
Lebih
dari satu juta anak RRC mempunyai izin bertempat tinggal karena mereka lahir
lebih dari jumlah yang ditargetkan pemerintah. Dalam dua tahun ini tingkat
kelahiran di cina mencapai dua persen, dan apabila hal ini berlangsung terus
tahun 2030 jumlah penduduk Cina menjadi 2,16 milyar.
Informasi
3
Sementara
itu jumlah penduduk dunia masih terus bertambah, dengan laju rata-rata 1,6%
per-tahun.
Informasi
4
Sejak tahun
1950 masalah pencemaran makin menarik perhatian. Asbut (asap kabut) atau smog,
yaitu pencemaran udara yang berasal dari asap mobil dan pabrik.
Para
ahli tanah menyimpulkan bahwa daerah gunung kidul (Pegunungan seribu dipulau
Jawa) yang tandus seperti yang kita lihat saat ini.
Informasi
6
Pada
pertengahan tahun 1988 (Juni-Juli) lebih dari 300 ahli cuaca penelitian,
menteri kabinet, politisi, dan ekonomi. Dari 40 negara. Mereka membicarakan
kekawatiran bersama karena naiknya suhu udara bumi.
2.
Tujuan PKLH
Pendidikan
kependudukan dan lingkungan hidup berasal dari dua konsep dasar pendidikan,
yaitu pendidikan kependudukan dan pendidikan pelestarian lingkungan hidup.
Tujuan utama pendidikan kependudukan adalah upaya perubahan sikap serta
perilaku,reproduksi dan penyebaran penduduk secara rasional dan bertanggung
jawab sedangkan pendidikan lingkungan hidup mepunyai tujuan utama pada upaya
perubahan sikap serta perilaku dalam mbengelola sumber daya alam secara
rasional dan bertanung jawab
Tujuan
PKLH yang lebih terperinci sebagai berikut
a.
Mengembgkan pengetahuan tentang
konsep kependudukandan lingkungan hidup
b.
Mengembangkan kesadaran terhadap
adanya masalahkependudukan dan lingkungan hidup
c.
Menumbuhkan kesadaran akan perlunya
mengatasi masalah kependudukan dan lingkungan hidup
Dari tujuan-tujuan
tersebut dapat di simplkan bahwa tujuan akhir PKLH adalah membentuk warga
negara
3.
Objek PKLH
Obyek
yang menjadi medan studi PKLH selalu berkaitan dengan masalah kependudukan dan
kelestarian lingkungan hidup
Dalam
seminar segi-segi hukum dari pengelolah lingkungan hidup yang diselenggarakan
di bandung pada tgl 25-27 maret 1976.
a.
Masalah kependudukan dengan segala
paramenternya.
-
Besarnya jumlah penduduk
-
Komposisi umur muda
-
Tingkat pertumbuhan penduduk yang
tinggi
-
Kondisi sosial yang rendah
b.
Masalah pencemaran lingkungan
c.
Masalah ekonomi dalam hubungan dengan
konsep pertumbuhan dan biaya-biaya sosial
4.
Pertumbuhan penduduk dan keselarasan lingkungan hidup
1. Masalah
ligkungan
Selama
berjuta-juta tahun yang lalu,tuhan yang maha esa telah menciptakan bumi dan isinya,yaitu
jauh sebelum diciptakanya manusia.penciptaan itu berupa tumbuhan-tumbuhan dan
hewan ber sel 1 hingga binatang-binatang raksasa.
Kini
tumbuhan-tumbuhan dan hewan raksasa telah punah dalam jutaan tahun usianya
terpendam di bumi.karena peristiwa kimia seperti minyak bumi ,batu bara.
2.pengertian
lingkungan
Lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar tempat hidup atau tempat tinggal kita
3.keselarasan lingkungan
Dalam
setiap lingkungan hidup antara komponen satu dengan lainya terikat adanya
saling ketergantungan.hukum saling ketergantungan berlaku pada setiap
lingkungan hidup
4.peranan manusia dalam lingkungan hidup
Manusia
merupakan salah satu komponen biotik didalam suatu lingkungan hidup.manusia
mempunyai kelebihan dari mahluk lainnya ialah akal budi.
5.pertumbuhan penduduk dan sumber alam
Sumber
alam ialah semua kekayaan alam,baik yang berupa makhluk hidup,maupun
benda-benda mati yang dimiliki oleh suatu tempat yang dapat di pergunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia.
6.pemanfaatan sumber daya alam
Dengan
akal budi manusia telah memungkinkan timbulnya ilmu pengetahuan (pure science)
dan teknologi(applead science),sumber-sumber alam abiotik dan biotik berupa
tanah, air, hewan, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
7.pertumbuhan penduduk dan terjadinya polusi
Polusi
ialah suatu keadaan dimana kondisi suatu di suatu habitat tidak murni
lagi,pencemaran lingkungan di sebabkan oleh berbagai hal yaitu karan asap
pabrik dan kendaraan yang menyebabkan tanah ,air dan udara tercemar.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda